Kemlu Tak Bisa Tutup Toko OPM di Belanda
Karena berada di Belanda maka, setiap kegiatan swasta menjadi kewenangan Belanda.
Rabu, 23 November 2011, 19:46 WIB
Arry Anggadha, Dedy Priatmojo Pemerintah mengakui keberadaan toko tersebut. Namun, pemerintah tidak bisa menutup toko tersebut. Pemerintah hanya bisa mengawasinya saja.
"KBRI di Den Haag terus memantau kegiatan-kegiatan kelompok-kelompok separatis yang berada di Belanda," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Michael Tene, di Jakarta, Rabu 23 November 2011.
Menurut Tene, toko itu tidak hanya menjual barang-barang OPM, tetapi juga kosmetik. Dan karena berada di Belanda maka, setiap kegiatan swasta menjadi kewenangan Belanda.
Menurut Tene, toko itu juga sudah diketahui oleh pihak KBRI. Berbagai upaya pengawasan pun terus dilakukan guna mengantisipasi aksi-aksi yang bisa merugikan persatuan Indonesia. "Karena aktivitas toko itu di Belanda maka hukum setempat yang berlaku. Nota protes tidak bisa dilakukan karena bukan toko pemerintah Belanda" katanya.
Jubir Kemlu menegaskan, sikap pemerintah Belanda sudah sangat jelas, mengakui kedaulatan Indonesia dan Papua dianggap sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Sikap pemerintah Belanda sangat jelas, mengakui kedaulatan indonesia dan Papua sebagai bagian NKRI. Adanya toko itu tidak mencerminkan sikap pemerintah Belanda," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah atribut OPM beredar di sebuah etalase toko di Amsterdam, Belanda. Tidak hanya atribut, toko ini pun menampung donasi dari berbagai pihak untuk mendukung kegiatan OPM di luar negeri.
Cerita ini disampaikan staf khusus Gubernur Sulut Bidang Investasi, Jackson Kumaat yang kebetulan tengah berada di Negeri Kincir Angin tersebut. Jackson menceritakan, atribut-atribut yang ia lihat ini berada di sebuah bangunan ruko beralamat di Filiaal 0024 Kalverstraat 71 Amsterdam Belanda.
"Kalverstraat itu semacam Pasar Baru kalau di Jakarta. Saya kaget begitu lihat ada satu toko yang memasang bendera dan atribut OPM," ujar Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara, Jackson Kumaat saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin 21 November 2011.
Bahkan Jackson lebih kaget lagi, toko yang berdiri di sebuah ruko tua itu juga mengumpulkan donasi dan tanda tangan untuk memberikan dukungan OPM memerdekakan Papua dari Indonesia. Dia menggambarkan kawasan pertokoan itu sangat ramai pengunjung. (eh)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar