- Berita ABC - Australia, Updated September 27, 2010 17:33:15 (Terjemahan PMNews)
Keprihatinan mendalam disampaikan Amerika Serikat tentang perlakuan atas orang West Papua dalam kekuasaan Indonesia.
Untuk pertama kalinya Kongress A.S. membuka sesi khusus mendengarkan
isu-isu yang berpengaruh terhadap provinsi orang Melansia itu.
Para anggota perwakilan diberitahu tentang pelanggaran HAM yang
sedang berlangsung dan tuduhan bahwa Indonesia gagal memberikan Otsus
kepada West Papua yang telah ia janjikan 9 tahun lalu.
Yang memimpin penyampaikan ini ialah Anggota Kongress dari Samoa
Amerika, Eni Faleomavaega, yang juga adalah Ketua Sub Komisi Parlemen
Urusan Asia-Pasifik dan Lingkungan Global.
Presenter: Helene Hofman
Pembicara: Eni Faleomavaega, American Samoa’s Congressman
Pembicara: Eni Faleomavaega, American Samoa’s Congressman
FALEOMAVAEGA: Setahu saya ini pertama kali Kongres
A.S. menyelenggarakan sesi khusus untuk keseluruhan pertanyaan tentang
West Papua, menyangkut segala hal, sejarahnya dan situasi sekarang,
khususnya era penjajahan Belanda dan bagaimana diambil alih secara
militer di bawah pemerintahan Sukarno dan Suharto.
HOFMAN: Jadi, A.S. punya dua keprihatinan utama,
sebagaimana saya pahami, satunya mendesak untuk kemerdekaan dan lainnya
pelanggaran HAM?
FALEOMAVAEGA: Tidak, isu kemerdekaan selalu menjadi
bagian dari pemikiran sejumlah orang West Papua. Saya mengikuti isu ini
sudah sepuluh tahun sekarang dan merasa bahwa mengigat tahun-tahun kami
bekerjasama dengan Jakarta, khususnya saat Jakarta mengumumkan akan
memberikan UU Otsus kepada orang West Papua sejak 2001 dan harapan bahwa
orang West Papua akan diberikan otonomi yang lebih. Well, sembilan
tahun kemudian, tidak ada kemajuan atau gerakan yang terjadi untuk
memberikan otonomi yang lebih banyak itu kepada orang West Papua dan
dalam hal ini kami sudah ikuti dalam beberapa tahun belakangan dan kami
harap Jakarta cepat tanggap terhadap pertanyaan dan keprihatinan kami.
HOFMAN: Saya mengerti ada isu pelanggaran HAM juga.
Saya tahu Anda juga sedang mengklasifikasikan apa yang terjadi di West
Papua itu sebagai sebuah perbuatan “genosida” (ed-tindakan yang
dimaksudkan untuk dan berakibat penghapusan etnik), yang mana tidak
mendapatkan oposisi di Amerika Serikat?
FALEOMAVAEGA: Well, ini isu yang terus berlanjut.
Sebelum Timor Leste diberikan kemerdekaan 200.000 orang disiksa dan
dibantai. Militer Indonesia lakukan hal yang sama di West Papua, angka
konservativ 1000.000 orang, yang dilakukan oleh militer Indonesia. Yang
lain mengatakan 200.000 orang orang West Papua dibunuh dan disiksa,
dibunuh tanpa belas kasihan oleh militer. Jadi, ya ada persoalan
genosida di sana. Saya sangat, sangat prihatin bahwa isu ini terus
berlanjut dan kami mau memastikan bahwa orang-orang di sana diperlakukan
adil.
HOFMAN: Apa yang dapat dilakukan A.S. tentang ini?
Sekarang ada penyampaian khusus tentang West Papua? Apa harapan Anda
yang akan jadi sebagai hasil dari ini?
FALEOMAVAEGA: Well, sistem pemerintahan kami agar
berbeda dari sistem parlementer dan dalam sistem kami cabang yang setara
dengan pemerintahan dan kami bekerjasama. Kami semua tahu bahwa
Indonesia itu negara Muslim terbesar di dunia. Baru-baru ini mulai
muncul untuk menjadi demokratis dan kita semua mendukung itu. Tetapi pad
waktu bersama ada legacy tentang apa yang ia telah lakukan kepada orang
West Papua, pertama dalam kolonialisme Belanda, kini penjajah lain
menjajah orang-orang ini yang tidak punya hubungan budaya, etnik,
hubungan sejarah sama sekali dengan orang-orang Indonesia, atau bisa
dikatakan orang-orang Jawa ini yang tinggal di tanah air Indonesia. Ini
orang-orang Melanesia dan secara budaya ada keprihatinan yang sangat,
amat bahwa orang-orang ini semakin lama semakin menjadi minoritas di
tanah mereka sendiri dan di dunia mereka sendiri, dan memang ada
keprihatinan mendalam tentang apa yang Jakarta lakukan terhadap isu ini.
HOFMAN: Jadi apa pesisnya yang dapat dilakukan A.S.? Kenapa orang Indonesia harus dengarkan A.S.?
FALEOMAVAEGA: Indonesia tidak harus dengarkan A.S.
Tetapi saya yakin negara-negara lain di dunia akan lihat, Hey, kami bisa
katakan hal yang sama dengan apartheid, isu Afrika Selatan, apa yang
terjadi dengan mereka. Kalau dunia tidak menekan Afrika Selatan untuk
merubah apa yang dilakukannya, mereka tidak buat apa-apa, tidak akan
terjadi apa-apa terhadap kebijakan apartheid di sana, dan saya pikir
cara yang sama kita berikan perhatian ke Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk mengikuti jalan-jalan yang telah dilalui orang Timor Leste.
HOFMAN: Jadi, apa langkah berikutnya setelah sesi ini?
FALEOMAVAEGA: Well, penyampaian terbuka ini bagian
dari proses itu. Ini cara operasi sistem pemerintahan kami. Kami lakukan
dengar pendapat, dan Pemilu November mendatang mungkin akan terjadi
perubahan dan kami menjembatani saat kami melewati proses itu, dan bila
saya terpilih kembali saya jani kepada Anda bahwa saya akan angkat isu
itu terus, tidak hanya dengan Jakarta, tetapi juga di Kongres dan juga
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami perlu menaruh perhatian lebih
kepada masalah-masalah yang dihadapi orang West Papua sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar