Diplomat Papua di MSG, dari kiri ke kanan, John Otto Ondawame,
Barak Sope, Paula Makabory, Rex Rumakiek, dan Andy Ayamiseba. Foto:
penelusuran google.com
Kanaky,
MAJALAH SELANGKAH -- Papua Barat resmi diundang pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) ke-18, 18 Juni
2013. Enam diplomat Papua Barat dari West Papuan National Coalition for
Liberation (WPNCL), akan hadir di Noumea, Kanaky.
Informasi
yang dihimpun majalahselangkah.com, Minggu (16/06/13), enam diplomat
itu, Dr. John Otto Ondawame, Barak Sope, Andy Ayamiseba, Paula Makabory, Rex
Rumakiek, dan media ini belum konfirmasi orang yang keenam.
Ini
juga dibenarkan Andy Ayamiseba di Port Vila, Vanuatu. Dalam sesi wawancara
khusus dengan Radio Australia, ia mengatakan, "Delegasi kami akan dipimpin
oleh Wakil Ketua kami, Dr. Otto Ondawame bersama lima orang delegasi
lainnya."
Enam
diplomat Papua Barat ini akan hadir karena WPNCL telah mendapat undangan dari
negara tuan rumah KTT MSG. Kata Andy, ini pertama kalinya Papua Barat diundang
secara resmi negara tuan rumah penyelenggara MSG. Dalam MSG Summit sebelumnya,
WPNCL masuk dalam delegasi Vanuatu.
"Perjuangan
bagi Papua Barat menjadi anggota resmi MSG akan menjadi satu terobosan besar
dalam perjuangan kemerdekaan dari Indonesia," ujarnya.
Kata
Andy Ayamiseba, dukungan dari berbagai komponen di Papua Barat meyakinkan
masyarakat internasional. Jika pengajuan ini berhasil, ia yakin, akan
meningkatkan status kampanye kemerdekaan Papua Barat. Sebelumnya, sebuah
aplikasi telah diajukan untuk mendapat keanggotaan penuh di MSG.
Dari
dalam negeri, dukungan bagi para diplomat Papua Barat yang tergabung dalam
WPNCL maupun kepada negara-negara Melanesia serta penyelenggara MSG Summit
terus digemakan. Dukungan dalam bentuk aksi demonstrasi berkali-kali digelar,
baik di Tanah Papua, di Jawa hingga beberapa negara luar.
Perjuangan
rakyat Papua Barat melalui para diplomat untuk didaftarkan ke MSG memang
mendapat respon positif. Tetapi, Indonesia pun tak mau "pulau emas"
ini lepas begitu saja. Berbagai trik terus dilakukan.
MSG
di Noumea ibarat angin segar bagi Kanaky dan Papua Barat, dua wilayah koloni
yang memunyai potensi sumber daya alam itu.
Politisi
senior pendukung Free West Papua, Barak Sope dan pimpinan MSG, Peter Forau,
sebagaimana dilansir Vanuatu Daily Post, berpendapat, sejarah kelam masa
lalu rakyat Papua Barat mengundang simpati negara-negara Melanesia.
Selain,
sumber daya alam yang sangat potensial tak bisa dibiarkan dikuras habis negara
kolonial, sementara rakyat hidup dalam penderitaan dan kemiskinan.
"Harus
diperhitungkan oleh masyarakat internasional," ujar Peter Forau.
Dukungan
kepada dua wilayah terjajah ini, kata Forau, penting untuk mencapai independen
secara politik di masa depan. Sebagai bagian dari rumpun Melanesia, negara anggota
MSG akan bicarakan usulan keanggotaannya.
MSG
Summit akan dilaksanakan di Noumea, Kanaky, oleh FLNKS (Front de Libration Nationale
Kanak et Socialiste), 18-21 Juni mendatang. Lima anggota MSG: Vanuatu, Papua
New Guinea, Solomon Island, Fiji dan FLNKS Kanaky, akan bahas soal status Papua
Barat.
Hasil
keputusan MSG Summit selanjutnya akan disampaikan ke tingkat kawasan regional
Pasifik dan Melanesia, PIF, hingga tingkat dunia di Komisi dan Sidang Umum PBB.
Sebelumnya,
KTT MSG ke-16 di Goroka, PNG, 19 Agustus 2005. KTT MSG ke-17 di Port Vila,
Vanuatu, 14-15 April 2008.
MSG,
sebuah badan resmi di bawah PIF (Pacific Islands Forum), yakni lembaga
resmi dibawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Ia dibentuk berdasarkan "Agreed
Principles of Cooperation Among Independent States of Melanesia" yang
ditandatangani 14 Maret 1988 di Port Vila, Vanuatu. (SYO/Ist/MS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar