20 Juni 2011

PENYAKIT YANG TAK ADA KLINIK DI HAMPIR SEPEREMPAT NEGERA DUNIA


RASA MINDER ITU FAKTOR PENGHAMBAT
KEBERHASILAN PRESTASI DAN KARIR SESEORANG
(  Analisa Empiri )

Oleh:
Micky Gombo**

Banyak orang gagal berprestasi dan berkarya karena takut mencoba, tidak pernah mencoba dan karena tidak confident. Penyakit yang sering menghantui setiap orang diseantero dunia ini yaitu hanya karena tidak percaya diri terhadap potensi dirinya, belum pernah mencoba karena takut pada beratnya bayangan masalah. Kita tidak menyadari bahwa sepanjang kita diberi kehidupan yang normal, tentunya kita mempunyai potensi yang terpendam atau istilah lebih religuis lagi kita diberi talenta oleh sang CREATOR, Tuhan. Maka pikiran dan pemahaman sederhana saya adalah kenapa kita tidak memulainya dari hal-hal kecil. Namun ada satu hal yang menjadi induknya penyakit diatas adalah PERASAAN MINDER atau apalagi perasaan minder itu berlebihan ( over-minder * ). Keyakinan saya bahwa pasti setiap individu akan ketinggalan dari segala macam perubahan dan perkembangan terus terjadi di segala lini, maka setiap orang berjuang dengan cara atau strategi yang jitu dan kuat untuk menghilangkan perasaan Minder dari kehidupan pada dirinya.

Minder ( Rendah Diri ) adalah Penyakit Kronis yang terserang pada setiap individu. Atau kata lain sering terserang pada setiap orang. Penyakit tersebut terserang pada individu yang mempunyai tipe seperti dibawah.
1.      Orang yang kemampuan individunya tergolong baik, sadar namun tidak pandai dalam menyusun kata.
2.      Orang pandai menyusun kata, tapi takut salah dan malu diketawai teman atau orang lain, karena ia mempunyai beberapa simpanan memori ( save memories of ashamed ). Memori itu ada relasi dengan kalangan teman-teman/komunitas bahwa sering bercanda atau joke with other person.
3.      Orang yang belum pernah membuka diri dan bergaul di luar komunitasnya, sehingga ia belum berani mengeluarkan statment atau mengemukakan gagasan, tetapi tipe orang seperti ini makin lama bisa change of himself.
Bermunculnya beberapa tipe minder diatas, maka ada sebuah  pertanyaan yang terlintas dalam benak saya bahwa adakah cara untuk menghilangkan carakter diatas, agar penyakit minder ini tidak terus terkronis?.  Jelas, bahwa ada obat yang bisa disembuhkan, namun obat itu adalah berupa terapi yang harus diikuti oleh setiap orang yang merasa diri terkena atau terhidap penyakit ini. Usul saya bahwa jangan biarkan penyakit ini menjadi kronis didalam hidup ini, tetapi berantaslah dia dengan beberapa cara/tips yang harus dilakukan oleh setiap orang. Sebelum saya menjelaskan beberapa tips yang efektif berdasarkan bukti empiris. Namun, jauh sebelumnya saya ingin menjelaskan lebih dahulu beberapa cara /tips konyol yang digunakan oleh hampir sebagian orang di dunia ini untuk menghilangkan rasa Minder ( Rendah Diri ).

Tips Konyol dimaksudkan yaitu:
1.      Untuk menghilangkan rasa Minder, sering seseorang pergi minum, minuman beralkohol dengan kadar tinggi, sehingga ia berani sesaat dan lancar dalam berpidato ( speech of fluent ). Tapi itu bukan keaslian carakternya, namun itu hanyalah sebuah karakter  imitasi dan justru dampaknya menghilangkan sedikit demi sedikit energi dan potensi diri.
2.      Sikap meniru dan menerima berlebihan, tanpa memproses hasil imput dan berinisiatif dari dirinya.
            Tips kedua ini ibarat seperti seseorang membangun pondasi rumah diatas pasir atau menulis sebuah naskah diatas angin. Untuk itu perlu di insafi bahwa kedua tips/cara ini sebetulnya, bukanlah asli bahkan  solusinya ( Obatnya ), namun cara/tips seperti ini justru mengiring seseorang ke arah yang lebih menjurus ke alam  tak berdaya atau menghancurkan potensi diri ( broken self potention). Oleh karena itu perlu diikuti oleh setiap orang bahwa membuka diri dan memanage diri mengikuti setiap perkembangan yang sedang terjadi ( current event ) supaya perlu menanam serta menumbuh kembangkan rasa percaya diri ( confident ). Tidak seperti tips kedua ingin selalu meniru dan menerima terus-menerus.

Dengan beberapa penyakit diatas, saya ingin mencoba memberikan beberapa tips yang merupakan bukti empiri yang perlu diikuti. Saya yakin bahwa tentunya ada orang lain mempunyai pengalaman yang analog dengan saya. Ada pengalaman saya dulu sangat pemalu, dan sifat pemalu itu menurut saya akar/inti dari penyakit MINDER. Saya rasa tersiksa dengan sifat yang saya miliki saat itu. Sifat yang saya miliki yaitu sifat malu takut salah dan malu ditertawakan orang. Sifat seperti ini sama dengan manusia pengecut. Ibarat seseorang menyerah tanpa diserang oleh musuhnya. Coba bayangkan, sifat saya dalam acara pertemuan organisasi maupun kegiatan Ibadah, bukan saya yang ditunjuk untuk mengambil bagian, namun saya takut dan malu atau gugup serta keringat dingin.
Untuk menghilangkan rasa Minder, yang paling penting difikirkan. Hal ini merupakan tips yang penting difikirkan serta minimal dilakukan oleh setiap individu.

Tips yang saya hendak usulkan dalam tulisan ini, yaitu:
1.      Kita bercermin diri atau bertanya diri ( self question )
Apakah saya beda/aneh dengan orang lain ( maksudnya bukan perbedaan rasis )?. Dalam koteks ini kita bertanya apakah orang lain memiliki panca indera dan organ tubuhnya lain dari pada apa yang saya miliki selama ini? Ini pertanyaan primer ( Primery of Question ) kepada setiap orang jika merasa memiliki masalah penyakit kronis itu. Pertanyaan primer ini harus dijawab oleh setiap orang. Caranya harus berani dan mencoba dengan cara dan gayanya sendiri. Karena seseorang tidak mungkin menjadi seseorang yang lain. Ingat bahwa kita adakah kita! Kita bukan orang lain, maka marilah jadi diri kita sendiri dan berjuanglah untuk diri kita.

2.      Relasi Spritualitas. ( Spiritual of Relation )
               Maksud kami disini adalah bahwa setiap orang harus memahami diri serta menyadari bahwa yang harus malu dan takut kepada siapa?. Apakah sesama manusia yang selalu tidak luput dari kesalahan dan kesempurnaan ini, ataukah dengan Tuhan yang derajatnya lebih tinggi dari manusia dan makhluk ciptaan lain. ( Dalam konteks ini kita belum merasa bersalah dan mencoba ).

3.      Pertanyaan Basih ( Stale question )
      Pertanyaan ini sebetulnya pertanyaan basih atau stale question dan kata lain pertanyaan emosional dan sering kali pertanyaan ini banyak muncul dari setiap orang yang bertipe ambisius. Namun, penting juga kalau kita bermaksud murni dan berfikir positif ( positive thinking ) dalam mencari jatidiri ( self discover of identity ) dan mengarahkan diri ( self direction ).

4.      Tindakan Operasional ( Operational action )
      Jika berfikir dan bertindak, jangan melihat depan dan belakang serta kiri dan kanan, namun coba putuskan dan teguhkan hati anda serta fokuskan perhatian diri anda kepada object /masalah yang hendak ditanyakan.
      Ketika anda sebagai pemula. Maksudnya tindakan anda kali ini merupakan pertama, maka biarkan rasa gugupnya, gementarnya, dan keringatnya berjalan sendiri. Coba jangan menghitung konsekuensi buruknya ( lets negative konsequence ), lalu biasakan terus beberapa kali dalam forum-forum yang anda ikuti. Saya yakin pasti anda merasa ketagihan dan merasa interest setiap event yang ada.

5.      Ketelitian ( Etika bergaya dan berbahasa )
      Bagian ini penting sekali, namun anda mau supaya penyakit itu tidak bersarang di alam kehidupan kita, maka saran saya tidak perlu kita lakukan sesuatu penuh ketelitian dan pertimbangan dalam kegiatan awal kita. Kegiatan awal dijalani tidak perlu memperhatikan unsur perasaan dan alur pikiran secara terstruktur, terorganisir, terarah dan menggunakan kode etik yang berlebihan. Tujuan pertama yaitu bagaimana melakukan usaha pembentukkan mentalitas kita. Didalamnya adalah bagaimana kita menguasai masa, materi dan ruangan. Atau sering dengan fase adaptasi dan fase pembentukan embrio mental. Tetapi, perlu diingat bahwa keadaan ini jangan dibiarkan terus terjadi dalam diri kita, namun perlu dilakukan suatu evaluasi diri kita melalui teman dekat kita untuk menilai cara dan gaya tampil serta gaya bicara kita. Hal itu dilakukan secara kontinyu untuk mengukur kualitas diri kita. Itu merupakan suatu alat evaluasi yang cocok bagi perkembangan diri seseorang.
      Saya yakin hal ini sering terjadi dan pernah ada di alam kehidupan setiap individu, namun kukaryakan bagi pembaca atau kutu-net dan pembaca lain atau kutu buku yang ada diseantero negeri dan semoga artikel sederhana dapat bermanfaat bagi pembaca yang kami muliakan dan hormati. Buah karya seperti ini adalah obat, maka sebagian manusia kutu buku peduli dengan buku dan berbagai tulisan di media maya seperti ini. Terima kasih, karena anda telah membaca tulisan ini berarti anda telah berguru pada kami. Semoga anda menyatakan agree and allow on our creation like this.
      Shalom, Salam Walla’ikum. All people, All generation. May this can changes your thinking style and thinking method.
      Creator: mickyanjay.letta bilong me. For algeta bilong yu.Me stap blong West neu guinea land so far end earth in West Neu Guinea. j

09 Juni 2011

Barisan dan Deret Geometri (Ukur / Kali)
Matematika Kelas 2 >Barisan dan Deret
414

  1. BARISAN GEOMETRI

    U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

    U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

    Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

    Rasio r = Un / Un-1

    Suku ke-n barisan geometri

    a, ar, ar² , .......arn-1
    U1, U2, U3,......,Un

    Suku ke n Un = arn-1
    ® fungsi eksponen (dalam n)


  2. DERET GEOMETRI

    a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
    a = suku awal
    r = rasio
    n = banyak suku


    Jumlah n suku

    Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
          = a(1-rn)/1-r , jika r<1
       ® Fungsi eksponen (dalam n)

    Keterangan:

    1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
    2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
      Un > Un-1
    3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
      Un < Un-1

      Bergantian
      naik turun, jika r < 0

    4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
    5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
                _______      __________
      Ut =
      Ö U1xUn    = Ö U2 X Un-1      dst.  

    6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar


  3. DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA

    Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari

    U1 + U2 + U3 + ..............................

    ¥
    å
    Un = a + ar + ar² .........................
    n=1

    dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0

    Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :

    Jumlah tak berhingga    S¥ = a/(1-r)

    Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1

    Catatan:


    a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................

    Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil

    a+ar2 +ar4+
    .......                     Sganjil = a / (1-r²)

    Jumlah suku-suku pada kedudukan genap

    a + ar3 + ar5 + ......                  Sgenap = ar / 1 -r²

    Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r

PENGGUNAAN
Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
M0, M1, M2, ............., Mn
M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
.
.
.
.

Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0

Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
M0, M1, M2, .........., Mn
M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
     = (1 + P/100)² M0
.
.
.

Mn = {1 + P/100}n M0
Keterangan :
M0 = Modal awal
Mn = Modal setelah n periode
p   = Persen per periode atau suku bunga
n   = Banyaknya periode

Catatan:
Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p < 0).

Lingkungan Hidup



PENGERTIAN LINGKUNGAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

KONSERVASI ALAM

Konservasi Alam

Saat ini keberadaan klub Pecinta alam tumbuh subur di bumi pertiwi ini, seperti jamur dimusim hujan. Dengan kondisi alam yang begitu mendukung kegiatan tersebut. Sebuah usaha positif dalam menyalurkan kegiatan tersebut. Namun terbersit ke khawatiran dengan banyaknya klub/kelompok pecinta alam tersebut. Apalagi bila ke hadiran klub-klub ini tidak diiringi misi dan visi yang jelas dalam organisasinya. Lihat saja gunung-gunung di Indonesia, contohnya Gede-Pangrango. Begitu kotor dan penuh dengan sampah...!

Mereka yang menamakan dirinya pecinta alam seharusnya menjadi ujung tombak dalam pelestarian alam ini bukan justru sebaliknya.

Makna pecinta alam dewasa ini sudah jauh dari makna yang sebenarnya.

Pecinta Alam bukanlah mereka yang yang telah menggapai atap-atap dunia, bukan mereka yang berhasil melakukan expedisi yang berbahaya, bukan pula mereka yang ahli dalam mendaki. Tapi mereka adalah orang-orang yang mau menjaga kebersihan lingkungan dimana mereka berada.

Sudah banyak manusia-manusia yang telah menggapai atap-atap dunia, tapi hanya segelintir orang yang benar-benar sebagai pecinta alam.

Semoga kita termasuk segelintir orang yang peduli dengan alam.


KONSERVASI
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.

Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :

Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
Restorasi
Restorasi adalah upaya untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak, atau jika memungkinkan, mengganti bagian-bagian yang hilang dari suatu koleksi.


CAGAR ALAM
Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Adapun Kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar alam :

Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistem;Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia;Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.Pemerintah bertugas mengelola kawasan cagar alam. Suatu kawasan cagar alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

Perlindungan dan pengamanan kawasanInventarisasi potensi kawasanPenelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan cagar alam adalah :
Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasanMemasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasanMemotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasanMenggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan
TAMAN NASIONAL
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.

Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :

Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami;Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami;Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai pariwisata alam;Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan, Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi kawasan, ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan kosistemnya, dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri.

Manfaat taman nasional
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:

Ekonomi: Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.Ekologi: Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan maupun perairan.Estetika: Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.Pendidikan dan Penelitian: Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.Jaminan Masa Depan: Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.
Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.

Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat dibagi atas :
Zona intiZona pemanfaatanZona rimba; dan atau yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Kriteria zona inti, yaitu :
Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya.Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan atau tidak atau belum diganggu manusia.Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami.Mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi.Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.
Kriteria zona pemanfaatan, yaitu :

Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik.Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.
Kriteria zona rimba, yaitu :

Kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi.Memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan.
merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.

Upaya pengawetan kawasan taman nasional dilaksanakan sesuai dengan sistem zonasi pengelolaannya:

Upaya pengawetan pada zona inti dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:

Perlindungan dan pengamanan.Inventarisasi potensi kawasan.Penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan.
Upaya pengawetan pada zona pemanfaatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

Perlindungan dan pengamananInventarisasi potensi kawasanPenelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam
Upaya pengawetan pada zona rimba dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

Perlindungan dan pengamananInventarisasi potensi kawasanPenelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaanPembinaan habitat dan populasi satwa.
Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :

Pembinaan padang rumputPembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwaPenanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwaPenjarangan populasi satwaPenambahan tumbuhan atau satwa asli, atauPemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.
Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman nasional adalah:

Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistemMerusak keindahan dan gejala alamMengurangi luas kawasan yang telah ditentukanMelakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana
Pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :

Memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan.Membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu, menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam kawasan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem zonasinya :

Pemanfaatan Zona inti :
Penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.Ilmu pengetahuan.Pendidikan.Kegiatan penunjang budidaya.
Pemanfaatan zona pemanfaatan :
Pariwisata alam dan rekreasi.Penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.Pendidikan dan atauKegiatan penunjang budidaya.
Pemanfaatan zona rimba :
Penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.Ilmu pengetahuan.Pendidikan.Kegiatan penunjang budidaya.
SUAKA MARGA SATWA
Kawasan suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Adapun kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan suaka margasatwa : Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya; Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah; Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; dan atau Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan. Pemerintah bertugas mengelola kawasan suaka margasatwa. Suatu kawasan suaka margasatwa dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan suaka margasatwa sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. Upaya pengawetan kawasan suaka margasatwa dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : perlindungan dan pengamanan kawasan. inventarisasi potensi kawasan.enelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan. pembinaan habitat dan populasi satwa. Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan : pembinaan padang rumput pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwa. penjarangan populasi satwa. penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu. Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan suaka margasatwa alam adalah : melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasan menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan, atau mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa. Larangan juga berlaku terhadap kegiatan yang dianggap sebagai tindakan permulaan yang berkibat pada perubahan keutuhan kawasan, seperti : memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan, atau membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut, menebang, membelah, merusak, berburu, memusnahkan satwa dan tumbuhan ke dan dari dalam kawasan. Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat dimanfaatkan untuk : penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan wisata alam terbatas kegiatan penunjang budidaya. Kegiatan penelitian di atas, meliputi :
1. penelitian dasar
2. penelitian untuk menunjang pemanfaatan dan budidaya.

TAMAN WISATA ALAM
Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Adapun kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan taman wisata alam : mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala alam serta formasi geologi yang menarik; mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan daya atarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam. Kawasan taman wisata alam dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman wisata alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
Upaya pengawetan kawasan taman wisata alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : Perlindungan dan pengamananInventarisasi potensi kawasan Penelitian dan pengembangan yang menunjang pelestarian potensi Pembinaan habitat dan populasi satwa.

Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan : Pembinaan padang rumput Pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa Penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwa Penjarangan populasi satwa Penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau Pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.

Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman wisata alam adalah: Berburu, menebang pohon, mengangkut kayu dan satwa atau bagian-bagiannya di dalam dan ke luar kawasan, serta memusnahkan sumberdaya alam di dalam kawasan Melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran kawasan Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.Sesuai dengan fungsinya, taman wisata alam dapat dimanfaatkan untuk : Pariwisata alam dan rekreasi Penelitian dan pengembangan (kegiatan pendidikan dapat berupa karya wisata, widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut). Pendidikan Kegiatan penunjang budaya.

TAMAN HUTAN RAYA
Kawasan Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Adapun kriteria penunjukkan dan penetaan sebagai kawasan taman hutan raya : Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah berubah; Memiliki keindahan alam dan atau gejala alam; dan Mempunyai luas yang cukup yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau satwa baik jenis asli dan atau bukan asli Kawasan taman hutan raya dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman hutan raya sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
Upaya pengawetan kawasan taman hutan raya dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : perlindungan dan pengamanan inventarisasi potensi kawasan penelitian dan pengembangan yang menunjang pengelolaan pembinaan dan pengembangan tumbuhan dan atau satwa. Pembinaan dan pengembangan bertujuan untuk koleksi. Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman hutan raya adalah : merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem merusak keindahan dan gejala alam mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah : memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu, menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam kawasan. Sesuai dengan fungsinya, taman hutan raya dapat dimanfaatkan untuk : penelitian dan pengembangan (kegiatan penelitian meliputi penelitian dasar dan penelitian untuk menunjang pengelolaan kawasan tersebut). ilmu pengetahuan pendidikan kegiatan penunjang budidaya pariwisata alam dan rekreasi pelestarian budaya
TAMAN BERBURU
Berburu adalah menangkap dan/atau membunuh satwa buru termasuk mengambil atau memindahkan telur-telur dan/atau sarang satwa buru. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 1994 tetantang perburuan satwa buru, jenis kegiatan berburu di Indonesia digolongkan menjadi : Berburu untuk keperluan olah raga dan trofi. Berburu tradisional Berburu untuk keperluan lain-lain. Sedangkan berdasarkan tempat/lokasinya dapat dibedakan menjadi : Taman Buru; Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat diselenggarakannya perburuan secara teratur. Kebun Buru; adalah lahan di luar kawasan hutan yang diusahakan oleh badan usaha dengan sesuatu alas hak untuk kegiatan perburuan. Areal Buru; adalah areal di luar taman buru dan kebun buru yang didalamnya terdapat satwa buru, yang dapat diselenggarakan perburuan.

PELAKSANAAN BERBURU UNTUK OLAH RAGA DAN TROFI DI TAMAN BURU Pemburu yang akan melaksanakan kegiatan berburu baik perorangan maupun menggunakan jasa penyelenggara wisata buru, dapat Iangsung melapor kepada petugas Seksi KSDA dan Kepolisian Sektor setempat dengan membawa:
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru atau senapan angin.
d. senjata buru yang akan digunakan untuk berburu. Selanjutnya pemburu dapat Iangsung menuju lokasi taman buru dan melapor kepada petugas taman buru. Selama pemburu berada di lokasi taman buru harus didampingi oleh pemandu wisata buru dan wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di taman buru. Pemburu tidak diperkenankan melakukan kegiatan perburuan di taman buru diluar ketentuan yang berlaku yang tercantum di dalam surat izin berburu. Ketentuan tersebut meliputi lokasi, waktu berlakunya surat izin berburu, jenis satwa buru yang boleh diburu dan jatah buru. Setelah selesai berburu, pemburu wajib melaporkan hasil kegiatannya kepada petugas Seksi KSDA dan Kepolisian Sektor setempat untuk metaksanakan pemeriksaan atas hasil buruan. Hasil buruan yang berupa satwa hidup atau mati atau bagian-bagiannya, dicatat dan dibuat Iaporannya oleh pemburu dalam bentuk Laporan Hasil Buruan (LHB) yang diperiksa dan disyahkan oleh petugas Seksi KSDA dan -ditembuskan kepada pengusaha taman buru. Laporan Hasil Buruan (LHB) tersebut berfungsi sebagai surat keterangan asal usul satwa atau hasil buruan satwa dan sekaligus dapat berfungsi sebagai surat izin angkut satwa dan lokasi berburu ke tempat tujuan pemburu terdekat. Apabila pemburu akan membawa hasil buruan tersebut keluar dan tempat berburu ke propinsi lain, pemburu wajib melapor ke Balal KSDA untuk mendapatkan surat izin angkut satwa. Apabila hasil buruan satwa tersebut akan dibawa ke luar negeri, pemburu perlu melapor ke Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Pelestarian Alam (PHPA) untuk mendapatkan surat izin angkut satwa ke luar negeri dan Direktur Jenderal PHPA.

PELAKSANAAN BERBURU UNTUK OLAH RAGA DAN TROFI DI KEBUN BURU Pemburu yang tidak melalui jasa penyelenggara wisata buru maupun pemburu yang pelaksanaan perburuannya diatur oleh penyelenggara wisata buru yang akan melaksanakan kegiatan berburu, dapat Iangsung meIipor kepada petugas Seksi KSDA dan Kepolisian Sektor setempat dengan membawa:
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru atau senapan angin.
d. senjata buru yang akan digunakan untuk berburu. Selanjutnya pemburu dapat Iangsung menuju lokasi kebun buru dan melapor kepada petugas kebun buru. Selama pemburu berada di lokasi kebun buru harus didampingi oleh pemandu buru yang telah terdaftar di kebun buru tersebut dan wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di kebun buru. Pemburu tidak diperkenankan melakukan kegiatan perburuan di kebun buru diluan ketentuan yang berlaku yang tercantum di dalam surat izin berburu. Ketentuan tersebut meliputi lokasi, waktu berlakunya surat izin benburu, jenis satwa buru yang boleh diburu dan jatah buru. Setelah selesai berburu, pemburu dan petugas pengusaha kebun buru wajib melaporkan hasil buruan kepada petugas Seksi KSDA setempat untuk dilaksanakan pemeriksaan atas hasil buruan. Setelah selesai pemeriksaan atas hasil buruan, pemburu harus membayan pungutan hasil buruan kepada Pengusaha Kebun Buru, sesuai dengan tarif yang berlaku. Laporan Hash Buruan (LHB) tersebut berfungsi sebagai surat keterangan asal usul satwa atau hasil buruan satwa dan sekaligus dapat berfungsi sebagai surat izin angkut satwa dan lokasi berburu ke tempat tujuan pemburu terdekat. Apabila pemburu akan membawa hasil buruan tensebut dan tempat berburu ke propinsi lain, pemburu perlu melapor ke Balai KSDA setempat untuk mendapatkan surat izin angkut satwa. Apabila hasil buruan satwa tersebut akan dibawa ke luar negeni, pemburu perlu melapor ke Direktorat Jenderal Penlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) untuk mendapatkan surat izin angkut satwa ke luar negeri dan Direktur Jenderal PHPA.

PELAKSANAAN BERBURU UNTUK OLAH RAGA DAN TROFI DI AREAL BURU Pemburu yang akan melaksanakan kegiatan berburu di areal buru, melapor ke Seksi KSDA dan Kepolisian Sektor setempat dengan membawa
a. akta buru
b. surat izin berburu
c. surat izin penggunaan senjata api buru atau senapan angin.
d. senjata buru yang akan digunakan untuk berburu. Selanjutnya pemburu dapat langsung menuju lokasi areal buru. Selama pemburu benada di lokasi areal buru harus didampingi oleh pemandu buru dan atau petugas Seksi KSDA setempat dan wajib mentaati peraturan penundang-undangan yang berlaku di areal buru. Pemburu tidak diperkenankan melakukan kegiatan perburuan di areal buru diluar ketentuan yang berlaku yang tercantum di dalam surat izin berburu. Ketentuan tersebut meliputi lokasi, waktu berlakunya surat izin berburu, jenis satwa buru yang boleh diburu dan jatah buru. Setelah selesai berburu, pemburu wajib melaporkan hasil kegiatannya kepada petugas Seksi KSDA dan Kepolisian Sektor setempat Untuk melaksanakan.sumber: pendakiError

19 Mei 2011

APAKAH MATEMATIKA ITU SULIT DI PELAJARI?

APAKAH MATEMATIKA ITU SULIT DI PELAJARI?


By:
Micky Gombo

A. Introduksi.
Sering hampir sebagian manusia didunia ini berfikir dan merasa bahwa Matematika itu sangat sulit dipelajari. Hal ini terjadi karena beberapa factor utama yang semestinya diperhatikan oleh pengajar yaitu:
1. Pengajar harus memiliki pengetahuan yang benar & baik (konsep) tentang matematika;
2. Pengajar harus memiliki seni mengajar yang tak monoton;
3. Pengajar memiliki skill dalam berilustrasi sesuai dengan sifat materi;
4. Pengajar memiliki persiapan materi pembelajaran yang sistematis, logis dan praktis.
5. Pengajar mampu memiliki penguasaan bahasa;
a. Bahasa Kata, maupun
b. Bahasa lambing (symbol language)
6. Pengajar mampu menunjukkan sikap tak diskriminatif;
7. Pengajar memiliki sapaan yang elegant (familiar: parentalis maupun feminine).
8. Pengajar mampu meningkatkan minat para tadik dengan cara menemukan inovasi baru dalam interaksi belajar –mengajar.

B. Apa yang harus dipelajari lebih dahulu?
Yang harus dipelajari lebih dahulu oleh manusia dalam matematika adalah Sistem bilangan dan mengenal angka, yaitu:
Apa itu angka dan bilangan?. Manusia harus mampu membedakan mana angka dan bilangan. Seringkali manusia sering menganggap angka dan bilangan sama, namun sebetulnya berbeda.
Angka adalah lambang bilangan secara tertulis.
1. Angka. Misal: 2 adalah bilangan yang namanya: “ dua”. 13 adalah bilangan “ tiga belas”.
2. Bilangan adalah Sistem atau Pola/ide yang diatur secara simbolik, konseptual, sistematis dan logis. Sistem bilangan yang terdiri dari:
a. Bilangan nol/Bilangan netral (Ex: 0)
b. Bilangan Cacah (Ex: 0,1,2,3, …)
c. Bilangan asli, (Ex: 1,2,3,…)
d. Bilangan bulat, (Ex: -3,-2,-1,0,1,2,3,…)
e. Bilangan ganjil dan genap, (Ex: 0,2,4,6,8,… dan 0, 1,3,5,7, …)
f. Bilangan prima, (Ex: 2,5,7,11, …)
g. Bilangan nyata(real), (Ex: 6/4,3/4, 0,5, 7/5, …)
h. Bilangan imaginer/khayal, ( Ex: √3, ∏, √2, 22/7, …)
i. Bilangan kompleks,(Ex: 2i, 2+3i, 4+I, …)
j. Bilangan Komposit (Ex: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144,)
Bilangan Fibonacy (Ex: Fn = (x1n – x2n)/ sqrt(5)
dengan
• Fn adalah bilangan Fibonacci ke-n
• x1 dan x2 adalah penyelesaian persamaan x2-x-1=0

k. Dll.

C. Menguasai Operasi Hitung
a. Penjumlahan
RumusUmum: a+b, a+(b+c)=(a+b)+c, (a+b)+(c+d).
Ex: 4+5 =9, 2+(4+3)= (2+4)+3,
b. Pengurangan
Rumus umum: a-b = a+(-b). Ex= 3+5 =8, 4+7=11, dsb
c. Perkalian
Rumus Umum: a x b = ab, Ex: 2 x 4 =8, dari mana: empat `dijumlahkan sebanyak 2 kali, dsb.
d. Pembagian
Rumus Umum: a/b , a:b. Ex: 4/2 = 2, 4:2=2, 6/3=2, dsb.
e. Penarikan akar,
Rumus Umum: √4= 2, √16 =4, √25=5, dsb.
f. Logaritma,
Mengenal 6 nisbah. Sin a, cos a, tg a, ctg a, sec a, cosec a, cotg a dan antilognya.
g. Exponent/perpangkatan
Rumus umum: an, bn, axn, bxn, Ex: 42=4.4=16, 22=2.2 =4, 4x2=4x.x, dsb

D. Cara Menghitung (Khusus untuk Perkalian).
Dalam pembahasan dibahas hanya perkalian. Operasi hitung lain tidak disajikan disini. Jika itu dibutuhkan nanti kami coba menajikan lebih lanjut.
= 2 x 4 = 8 dari mana? 4 + 4 sebanyak 2 kali = 8.
Cara lain: 2+2+2+2 sebanyak 4 kali = 8.
12 x 2 = 24 dari mana? 12 +12 sebanyak 2 kali = 24.
• 12 x 14 =…
 12 x 1 = 12
 12 x 4 = 48
168
1 2 …
… 4 8
1 6 8

• 13 x 15 =…
13 x 1 = 13
13 x 5 = ...65
195
1 3
… 6 5
1 9 5



25 x 24 = …
 25 x 2 = 50
 25 x 4 = 100
600
5 0 …
1 0 0

6 0 0
Bayangan Bilangan


123 x 231 = …
 123 x 2 = 246
 123 x 3 = 369
 123 x 1 = 123
28,413
Bayangan bilangan
2 4 6 … …
… 3 6 9 …
… … 1 2 3
2 8 4 1 3


For Example:

146 x 215 =…
146 x 2 = 292…
146 x 1 = …146…
146 x 5 = …, …830

Bayangan Kolom
2 9 2 … …
… 1 4 6 …
… … 8 3 0
3 1 4 9 0

Akan lanjut ………