20 April 2011

INDONESIA MUSTI REFLEKSI TERHADAP PERILAKU PELAYAN PUBLIK

INDONESIA HARUS BELAJAR DARI AMANAT KITAB INJIL
By:
Micky G

Kini mala petaka terus dan terus secara continyu terjadi di Indonesia. Indonesia pemerintah kini kondisinya persis seperti di negara Adi daya Mesir Kuno dulu. Saya ingin ceritakan sedikit sejarah sebagai bahan refleksi bagi para pembesar dan slave di Indonesia ttng kisah nabi Musa dalam kitab perjanjian Lama Injil bahwa ketika Musa dengan sadar memutuskan keluar meninggalkan kemewahan dalam istana Mesir dan berkorban demi penderitaan rakyatnya, kaumnya yang dianiaya, ditindas oleh pemimpin negara adidaya Mesir dengan pemimpinya Firaun (Pharao). Dia terus melakukan upaya penyadaran bagi rakyatnya yang menjadi Slave bagi Firaun, rakyatnya kadang menolak walaupun demikian Dia terus berjuang dengan berbagai cara menolak tawaran kemewahan, money and high position. Dia pun memiliki posisi menteri dalam pemerintahan firaun namun meninggalkan untuk mempersembahan hidupnya demi kebebasan dan kemerdekaan bagi umatnya bani Israel. Apakah bisa kondisi saat ini? Apakah ada orang yang mampu lakukan seperti Musa?. Ini pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang hidup dan lahir di masing-masing kampung di Indonesia Raya ini.

Indonesia Raya mampu menjamin hidup semua orang yang tersebar begitu banyak di Kepulauan yang membentang dari ujung tanah orang Acheh sampai tanah orang Papua - Melanesia?. Inilah ambisi seorang Soekarno menjerah  dan merusak eksistensi kedua ras manusia yang hidup di negara yang dengan bangga dia bangun ini. Dia mempunyai nafsu yang kelewat batas, namun tidak ada tenaga yang dapat mengurus manusia yang hidup beberapa tanah ini (4 Pulau ).

Indonesia kini semestinya refleksi mengapa tak sanggup mengurusnya semua ini, mulai dari kesejahteraan rakyat (ekonomi), kesehatan, pendidikan rendah, insfrastruktur masih jauh dibawah standar layaknya. Semua karena adanya lowest tanggible property right dan intanggible poperty right hampir sebagian manusia Indonesia di beberapa pulau ini. Masih lanjut cerita Musa bahwa Musa pun ditawar dan matian diminta atau nikahi oleh istri Firaun, namun demi harga diri dan kecintaan dia terhadap rakyat itu membuat dia meninggalkan anak seorang bangsawan mesir itu.
Dengan demikian ada beberapa pertanyaan buat pemimpin negeri ini.
a. Apakah harga diri anda sebagai anak yang lahir dari sebuah pulau ini, andaikan anak Celebes apakah bisa jual Celebes dengan Jabatan sebagai menteri?
b). Apakah anda sebagai putra Minahasa dapatkah jual harga diri rakyatmu dengan jabatan Menteri?
c). Anda sebagai anak Papua yang nota benenya lahir dirimba Papua, apakah anda jual rakyatmu dengan jabatan bupati, menteri dan gubernur atau dengan wanita paha putih?

Tuhan berfirman kepada Musa ketika meninggalkan Mesir datang ke tanah orang Midian dan bertemu dengan Yitro orang Midian keturanan Ismael itu dan dia tinggal sebagai seorang Yahudi Diaspora. Disitulah ia tinggal dan membangun sebuah strategi dan selalu memikirkan strategi bagi kaumnya yang hidup sebagai orang-orang budak dibawah pemerintahan yang lalim oleh Pharao Ramses.

Sementara dia dikawini anak sulung pengembala Midian itu, dan saat itu juga Musa mendapat kekuatan dan petunjuk oleh Allah orang Israel, Yahwe, yaitu kepada Musa bahwa: Musa tempat dimana anda berdiri situ adalah TEMPAT KUDUS atau TANAH KUDUS. Dengan demikian bahwa tanah yang kita tempati ini adalah tempat Kudus, jangan kita jual dengan harga murah. Harga tanah Kudus ini tidak sama dengan Milyaran Dana Otsus Papua. Ingat itu orang Papua. Harga Borneo, harga Celebes, harga Sumatra, harga Bali, harga Timor, harga Mollucas semua tidak dapat dibeli dengan semua milyaran uang Republik ini. Tanah itu KUDUS tidak bisa dibeli dengan cara mengorbankan adik, anak, keponakan, om, tante dan tetangga karena milyaran rupiah oleh permainan pemerintahan alla mesir ini. Jadi lah dirimu seperti Musa, jadikan potensi dirimu menjadi tongkat Musa dalam membebaskan negerimu, membebaskan rakyatmu, membebaskan hutanmu, sungaimu karena semua itu kudus seperti kata Firman Tuhan kepada Musa didalam Injil. Dan jangan jual kekudusanmu seperti dilakukan Kain terhadap adiknya Habel di sejarah manusia. 

Kasus seperti ini ramai terjadi di tanah air. Apalagi tanah Papua adik jual kakak, kakak jual adik, om jual keponakan, dan sebagianya. Tidak ada lagi manusia berfikir menggunakan nurani semua seolah-seolah menggunakan karakter kebinatangan, sehingga Tuhan murka pada ciptaanNya.
Pemerintah terkesan lambat menyikapi perkembangan dan perubahan situasi yang terjadi di negara ini. Para pembaca harus ketahui bahwa Musa dipersiapkan Tuhan dengan firmanNya sendiri dengan kekuatan Firman dengan Kekudusannya ia berani menghadapi Firaun untuk rakyatnya dibebaskan, namun dia (Firaun) tutup mata dan bersikap tak acuh sehingga Tuhan mengirimkan malapetaka berupa Kekeringan, Kelaparan, Ulat untuk menghabiskan tanaman pertanian orang Mesir, Kematian anak Sulung, Banjir dan hujan sebagai bentuk pendidikan oleh Tuhan kepada mereka (orang Mesir). Pada akhirnya Firaun mengijinkan Musa membawa umat Israel keluar perbudakan menujukkan tanah Kudus yang dijanjikanNya.

Untuk kini kindisi Indonesia hampir mirip sehingga pemerintah mustinya, sadari hal ini dan bertobat serta minta pengampunan terhadap kejahatan-kejahatan negaranya baik itu kejahatan Bio-Terorrism maupun state terrorism terhadap orang-orang indonesia yang ada di Wilayah nusantara ini.