20 Juni 2011

BELAJAR UNTUK BELAJAR


BELAJAR untuk BELAJAR
Oleh
Micky Gombo

Kebiasaan guru seringkali langsung menyalahkan siswa kalau siswa tersebut tidak berkembang dan hasil belajar atau kata lain prestasi belajarnya tidak mengalami kemajuan. Dalam hal ini gurulah sebagai manajernya harus mencari dan mencari terus faktor-faktor penyebabnya. Setelah itu memanage seluruh management pribadinya secara baik. Sebab si guru perlu menyadari bahwa siswa itu “ ibarat seperti kertas putih yang belum pernah dicoret” maka gurulah yang mencoretnya, sehingga guru-guru jika melakukan sesuatu kepada siswa diharapkan harus ekstra hati-hati. Kaitannya dengan ini kami memberikan beberapa tips yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu:
  1. Membuat Perencanaan ( Plane )
Dalam perencanaan ini guru mampu mencari dan melakukan studi kasus untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan faktor pendukung. Dalam hubungannya dengan ini guru juga menginventarisir siswa-siswa yang tingkat perkembangan intelektualnya lamban dan yang cepat, lalu lakukan pembauran kelompok antara siswa yang perkembangan inteletualnya lebih cepat dan lamban; setelah itu aksi selanjutnya berikan kepada mereka tugas-tugas tertentu untuk didiskuiskan bersama, maka sinilah proses Belajar untuk Belajar itu terjadi.

  1. Memiliki Kekokohan ( Persistence )
Untuk proses itu bisa terwujud, maka guru harus belajar memiliki kegigihan hati, dengan maksud jika menghadapi situasi yang berbeda dengan lingkungan rumahnya guru tidak kaget, tetapi hal itu dianggap biasa dan itu juga dianggap suatu warna kehidupan dan merupakan masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Dengan demikian Guru juga diharapkan memiliki sikap dan watak “ Tahan Banting “. Karena siswa yang dihadapi itu mempunyai persoalan tersendiri dan mereka juga bukan merupakan makluk mudah diatur, seperti dikasih pindah benda-benda mati dari tempat kedudukan semula ke tempat lain. Mereka harus diatur dan didik dengan berbagai macam teknik dan gaya agar mereka belajar dari hal yang simple ke hal yang lebih kompleks.

  1. Memiliki Kesabaran ( Patience )
Dalam hal merobah watak makluk lain tidak mudah seperti dibayangkan dalam benak sebagian orang. Apalagi mengajar sesuatu yang sifatnya ilmiah. Itu sudah barang tentu memiliki sejumlah persoalan untuk menggoalkannya. Kadang-kadang setiap orang menginginkan planing itu cepat terwujud, maka mereka mengambil jalan pintas ( artinya = yang penting ada ), namun setiap masalah yang diselesaikan tanpa mempertimbangkan besarnya untung dan rugi itu dengan jelas-jelas bahwa hasilnya tidak memiliki kualitas yang didambakan. Sehingga dalam hal mengatur siswa itu setiap guru memiliki kesabaran sebab Kesabaran adalah kunci sukses bagi seseorang dalam program pribadinya. Jika kita membimbing, mengajar dan mendidik orang dengan sabar maka hasilnya jelas bermutu dan diandalkan.
  1. Memiliki Semangat ( Passion )
Dalam proses belajar dan mengajar semangat itu salah satu faktor utama. Tetapi perlu diingat bahwa dalam proses belajar mengajar tidak mudah hadirkan suasana ceriah terus-menerus sebab belajar itu memiliki masalah yang cukup membosankan atau mengalami kecapehan yang cukup banyak. Dengan demikian setiap guru harus memiliki semangat yang kokoh.




Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional

ditulis oleh:Lianneke Gunawan
  dari berbagai sumber/Gambarnya bukan ini

OVER PESIMISME PARA EDUCATOR -TOP MANAGER


KURIKULUM  YANG ANTISIPATIF
By:
Micky Gombo

Jika dipandang dari segi orientasi dan jurusan yang disepakati untuk dibuka pada Sekolah Menengah Atas ( SMA ) yaitu Jurusan Bahasa ( Lengguage Major ), Jurusan IPA ( Science Major), dan Jurusan IPS ( Social science major ). Beberapa  jurusan yang ada ini keberadaannya baik adanya, namun seringkali membuat pihak lain dalam hal ini aparatur sekolah mengalami kewalahan dalam memagenya. Hari berganti hari, tahun berganti tahun pemerintah selaku pengawas dan penggagas serta penyusun Kurikulum tidak melihat dan mengamati secara langsung di lapangan, tentang kepincangan-kepincangan yang terjadi, sehingga hal ini terus menjamur dan membusuk serta terparasit dibidang pendidikan terutama di SMA/SLTA. Yang dimaksudkan disini yaitu, adanya penambahan beberapa mata pelajaran dibeberapa jurusan, sehingga hal ini menjadi beban studi oleh para peserta didik dan konsentrasi mereka tidak terfokus pada bidang-bidang yang sepatutnya dipelajari, maka hal ini perlu direviuw oleh para penggagas dan penyusun kurikulum pendidikan pusat.
Misalnya, Keberadaan mata pelajaran Sejarah, PPkn, Bahasa Indonesia, Penjas dan Geografi diajarkan di Jurusan IPA dan hal yang sama juga seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika diajarkan di Jurusan IPS. Selain itu Jurusan Bahasa, seperti sejarah, PPkn serta Matematika dan lebih fatal lagi mata pelajaran tersebut belum dilakukan studi kelayakan sudah ditetapkan statusnya sebagai mata pelajaran Nasional serta dimasukan Ujian Nasional ( UNAS ).
Sedangkan tujuan pendidikan negara kita sendiri sudah jelas yaitu untuk mencerdaskan setiap insan yang mendiami di Negara Repulik ini melalui aparat-aparatnya yang ia siapkan, dan pula hal ini mengacu pada undang-undang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka diharapkan hal tersebut benar-benar terwujud dan bukan hanya Lip Service. Namun demikian apa yang dilakukan selama ini oleh penyusun kurikulum hanyalah suatu kekaburan dan bukan melakukan ke-clear-an, agar arah pendidikan kita menjadi jelas. Dengan berdasarkan penjelasan diatas kami memberikan imput yang konstruktif bagi penyempurnaan kurikulum pendidikan kita di Sekolah Menengah Atas. Imput tersebut antara lain;
1.      Keberadaan Mata Pelajaran PPkn, Sejarah, Geografi dan Bahasa Indonesia, Tikom untuk Jurusan IPA cukup diajarkan di Kelas X atau Kelas 1 SMA saja. Setelah pilih jurusan cukup diajarkan Matematika dan IPA diantaranya Fisika (Fisic Science), Kimia ( Chemistry Science ) and Biologi ( Biology Science ). Dan ketiga bidang studi tersebut diberikan alokasi waktu praktikumnya lebih banyak, agar mereka benar-benar mengalami dan apa yang mereka pelajari betul-betul menjadi teredensi serta profesinal dibidangnya.
2.      Pada Jurusan IPS cukup diajarkan  IPS; Ekonomi ( Economy Science), Geografi ( Geography Science), Matematika Ekonomi ( Economy of Mathematics ) dan Sejarah ( History ). Dan yang lainnya cukup diajarkan dikelas X dan sekolah Menengah tingkat pertama.
3.      Pada Jurusan Bahasa dan Sastra cukup diajarkan dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Asing lainnya serta Matematika Ekonomi. Pelajaran extra seperti Komputer ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ), namun perlu dibatasi dengan alokasi waktunya cukup singkat ± 1 ½ jam.

      Dengan melihat kondisi keberadaan beberapa bidang studi yang sebetulnya tidak layak diajarkan di Sekolah seperti sejarah dan PPKn ini hanya beban studi yang membuat siswa jenuh dan tak membangkitkan motivasi dan minat, sehingga hal ini perlu direviuw secara sungguh-sungguh oleh para penyusun kurikulum.


OVER PESIMISME PARA EDUCATOR -TOP MANAGER


KURIKULUM  YANG ANTISIPATIF
By:
Micky Gombo

Jika dipandang dari segi orientasi dan jurusan yang disepakati untuk dibuka pada Sekolah Menengah Atas ( SMA ) yaitu Jurusan Bahasa ( Lengguage Major ), Jurusan IPA ( Science Major), dan Jurusan IPS ( Social science major ). Beberapa  jurusan yang ada ini keberadaannya baik adanya, namun seringkali membuat pihak lain dalam hal ini aparatur sekolah mengalami kewalahan dalam memagenya. Hari berganti hari, tahun berganti tahun pemerintah selaku pengawas dan penggagas serta penyusun Kurikulum tidak melihat dan mengamati secara langsung di lapangan, tentang kepincangan-kepincangan yang terjadi, sehingga hal ini terus menjamur dan membusuk serta terparasit dibidang pendidikan terutama di SMA/SLTA. Yang dimaksudkan disini yaitu, adanya penambahan beberapa mata pelajaran dibeberapa jurusan, sehingga hal ini menjadi beban studi oleh para peserta didik dan konsentrasi mereka tidak terfokus pada bidang-bidang yang sepatutnya dipelajari, maka hal ini perlu direviuw oleh para penggagas dan penyusun kurikulum pendidikan pusat.
Misalnya, Keberadaan mata pelajaran Sejarah, PPkn, Bahasa Indonesia, Penjas dan Geografi diajarkan di Jurusan IPA dan hal yang sama juga seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika diajarkan di Jurusan IPS. Selain itu Jurusan Bahasa, seperti sejarah, PPkn serta Matematika dan lebih fatal lagi mata pelajaran tersebut belum dilakukan studi kelayakan sudah ditetapkan statusnya sebagai mata pelajaran Nasional serta dimasukan Ujian Nasional ( UNAS ).
Sedangkan tujuan pendidikan negara kita sendiri sudah jelas yaitu untuk mencerdaskan setiap insan yang mendiami di Negara Repulik ini melalui aparat-aparatnya yang ia siapkan, dan pula hal ini mengacu pada undang-undang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka diharapkan hal tersebut benar-benar terwujud dan bukan hanya Lip Service. Namun demikian apa yang dilakukan selama ini oleh penyusun kurikulum hanyalah suatu kekaburan dan bukan melakukan ke-clear-an, agar arah pendidikan kita menjadi jelas. Dengan berdasarkan penjelasan diatas kami memberikan imput yang konstruktif bagi penyempurnaan kurikulum pendidikan kita di Sekolah Menengah Atas. Imput tersebut antara lain;
1.      Keberadaan Mata Pelajaran PPkn, Sejarah, Geografi dan Bahasa Indonesia, Tikom untuk Jurusan IPA cukup diajarkan di Kelas X atau Kelas 1 SMA saja. Setelah pilih jurusan cukup diajarkan Matematika dan IPA diantaranya Fisika (Fisic Science), Kimia ( Chemistry Science ) and Biologi ( Biology Science ). Dan ketiga bidang studi tersebut diberikan alokasi waktu praktikumnya lebih banyak, agar mereka benar-benar mengalami dan apa yang mereka pelajari betul-betul menjadi teredensi serta profesinal dibidangnya.
2.      Pada Jurusan IPS cukup diajarkan  IPS; Ekonomi ( Economy Science), Geografi ( Geography Science), Matematika Ekonomi ( Economy of Mathematics ) dan Sejarah ( History ). Dan yang lainnya cukup diajarkan dikelas X dan sekolah Menengah tingkat pertama.
3.      Pada Jurusan Bahasa dan Sastra cukup diajarkan dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Asing lainnya serta Matematika Ekonomi. Pelajaran extra seperti Komputer ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ), namun perlu dibatasi dengan alokasi waktunya cukup singkat ± 1 ½ jam.

      Dengan melihat kondisi keberadaan beberapa bidang studi yang sebetulnya tidak layak diajarkan di Sekolah seperti sejarah dan PPKn ini hanya beban studi yang membuat siswa jenuh dan tak membangkitkan motivasi dan minat, sehingga hal ini perlu direviuw secara sungguh-sungguh oleh para penyusun kurikulum.


OVER PESIMISME PARA EDUCATOR -TOP MANAGER


KURIKULUM  YANG ANTISIPATIF
By:
Micky Gombo

Jika dipandang dari segi orientasi dan jurusan yang disepakati untuk dibuka pada Sekolah Menengah Atas ( SMA ) yaitu Jurusan Bahasa ( Lengguage Major ), Jurusan IPA ( Science Major), dan Jurusan IPS ( Social science major ). Beberapa  jurusan yang ada ini keberadaannya baik adanya, namun seringkali membuat pihak lain dalam hal ini aparatur sekolah mengalami kewalahan dalam memagenya. Hari berganti hari, tahun berganti tahun pemerintah selaku pengawas dan penggagas serta penyusun Kurikulum tidak melihat dan mengamati secara langsung di lapangan, tentang kepincangan-kepincangan yang terjadi, sehingga hal ini terus menjamur dan membusuk serta terparasit dibidang pendidikan terutama di SMA/SLTA. Yang dimaksudkan disini yaitu, adanya penambahan beberapa mata pelajaran dibeberapa jurusan, sehingga hal ini menjadi beban studi oleh para peserta didik dan konsentrasi mereka tidak terfokus pada bidang-bidang yang sepatutnya dipelajari, maka hal ini perlu direviuw oleh para penggagas dan penyusun kurikulum pendidikan pusat.
Misalnya, Keberadaan mata pelajaran Sejarah, PPkn, Bahasa Indonesia, Penjas dan Geografi diajarkan di Jurusan IPA dan hal yang sama juga seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika diajarkan di Jurusan IPS. Selain itu Jurusan Bahasa, seperti sejarah, PPkn serta Matematika dan lebih fatal lagi mata pelajaran tersebut belum dilakukan studi kelayakan sudah ditetapkan statusnya sebagai mata pelajaran Nasional serta dimasukan Ujian Nasional ( UNAS ).
Sedangkan tujuan pendidikan negara kita sendiri sudah jelas yaitu untuk mencerdaskan setiap insan yang mendiami di Negara Repulik ini melalui aparat-aparatnya yang ia siapkan, dan pula hal ini mengacu pada undang-undang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka diharapkan hal tersebut benar-benar terwujud dan bukan hanya Lip Service. Namun demikian apa yang dilakukan selama ini oleh penyusun kurikulum hanyalah suatu kekaburan dan bukan melakukan ke-clear-an, agar arah pendidikan kita menjadi jelas. Dengan berdasarkan penjelasan diatas kami memberikan imput yang konstruktif bagi penyempurnaan kurikulum pendidikan kita di Sekolah Menengah Atas. Imput tersebut antara lain;
1.      Keberadaan Mata Pelajaran PPkn, Sejarah, Geografi dan Bahasa Indonesia, Tikom untuk Jurusan IPA cukup diajarkan di Kelas X atau Kelas 1 SMA saja. Setelah pilih jurusan cukup diajarkan Matematika dan IPA diantaranya Fisika (Fisic Science), Kimia ( Chemistry Science ) and Biologi ( Biology Science ). Dan ketiga bidang studi tersebut diberikan alokasi waktu praktikumnya lebih banyak, agar mereka benar-benar mengalami dan apa yang mereka pelajari betul-betul menjadi teredensi serta profesinal dibidangnya.
2.      Pada Jurusan IPS cukup diajarkan  IPS; Ekonomi ( Economy Science), Geografi ( Geography Science), Matematika Ekonomi ( Economy of Mathematics ) dan Sejarah ( History ). Dan yang lainnya cukup diajarkan dikelas X dan sekolah Menengah tingkat pertama.
3.      Pada Jurusan Bahasa dan Sastra cukup diajarkan dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Asing lainnya serta Matematika Ekonomi. Pelajaran extra seperti Komputer ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ), namun perlu dibatasi dengan alokasi waktunya cukup singkat ± 1 ½ jam.

      Dengan melihat kondisi keberadaan beberapa bidang studi yang sebetulnya tidak layak diajarkan di Sekolah seperti sejarah dan PPKn ini hanya beban studi yang membuat siswa jenuh dan tak membangkitkan motivasi dan minat, sehingga hal ini perlu direviuw secara sungguh-sungguh oleh para penyusun kurikulum.


PENYAKIT YANG TAK ADA KLINIK DI HAMPIR SEPEREMPAT NEGERA DUNIA


RASA MINDER ITU FAKTOR PENGHAMBAT
KEBERHASILAN PRESTASI DAN KARIR SESEORANG
(  Analisa Empiri )

Oleh:
Micky Gombo**

Banyak orang gagal berprestasi dan berkarya karena takut mencoba, tidak pernah mencoba dan karena tidak confident. Penyakit yang sering menghantui setiap orang diseantero dunia ini yaitu hanya karena tidak percaya diri terhadap potensi dirinya, belum pernah mencoba karena takut pada beratnya bayangan masalah. Kita tidak menyadari bahwa sepanjang kita diberi kehidupan yang normal, tentunya kita mempunyai potensi yang terpendam atau istilah lebih religuis lagi kita diberi talenta oleh sang CREATOR, Tuhan. Maka pikiran dan pemahaman sederhana saya adalah kenapa kita tidak memulainya dari hal-hal kecil. Namun ada satu hal yang menjadi induknya penyakit diatas adalah PERASAAN MINDER atau apalagi perasaan minder itu berlebihan ( over-minder * ). Keyakinan saya bahwa pasti setiap individu akan ketinggalan dari segala macam perubahan dan perkembangan terus terjadi di segala lini, maka setiap orang berjuang dengan cara atau strategi yang jitu dan kuat untuk menghilangkan perasaan Minder dari kehidupan pada dirinya.

Minder ( Rendah Diri ) adalah Penyakit Kronis yang terserang pada setiap individu. Atau kata lain sering terserang pada setiap orang. Penyakit tersebut terserang pada individu yang mempunyai tipe seperti dibawah.
1.      Orang yang kemampuan individunya tergolong baik, sadar namun tidak pandai dalam menyusun kata.
2.      Orang pandai menyusun kata, tapi takut salah dan malu diketawai teman atau orang lain, karena ia mempunyai beberapa simpanan memori ( save memories of ashamed ). Memori itu ada relasi dengan kalangan teman-teman/komunitas bahwa sering bercanda atau joke with other person.
3.      Orang yang belum pernah membuka diri dan bergaul di luar komunitasnya, sehingga ia belum berani mengeluarkan statment atau mengemukakan gagasan, tetapi tipe orang seperti ini makin lama bisa change of himself.
Bermunculnya beberapa tipe minder diatas, maka ada sebuah  pertanyaan yang terlintas dalam benak saya bahwa adakah cara untuk menghilangkan carakter diatas, agar penyakit minder ini tidak terus terkronis?.  Jelas, bahwa ada obat yang bisa disembuhkan, namun obat itu adalah berupa terapi yang harus diikuti oleh setiap orang yang merasa diri terkena atau terhidap penyakit ini. Usul saya bahwa jangan biarkan penyakit ini menjadi kronis didalam hidup ini, tetapi berantaslah dia dengan beberapa cara/tips yang harus dilakukan oleh setiap orang. Sebelum saya menjelaskan beberapa tips yang efektif berdasarkan bukti empiris. Namun, jauh sebelumnya saya ingin menjelaskan lebih dahulu beberapa cara /tips konyol yang digunakan oleh hampir sebagian orang di dunia ini untuk menghilangkan rasa Minder ( Rendah Diri ).

Tips Konyol dimaksudkan yaitu:
1.      Untuk menghilangkan rasa Minder, sering seseorang pergi minum, minuman beralkohol dengan kadar tinggi, sehingga ia berani sesaat dan lancar dalam berpidato ( speech of fluent ). Tapi itu bukan keaslian carakternya, namun itu hanyalah sebuah karakter  imitasi dan justru dampaknya menghilangkan sedikit demi sedikit energi dan potensi diri.
2.      Sikap meniru dan menerima berlebihan, tanpa memproses hasil imput dan berinisiatif dari dirinya.
            Tips kedua ini ibarat seperti seseorang membangun pondasi rumah diatas pasir atau menulis sebuah naskah diatas angin. Untuk itu perlu di insafi bahwa kedua tips/cara ini sebetulnya, bukanlah asli bahkan  solusinya ( Obatnya ), namun cara/tips seperti ini justru mengiring seseorang ke arah yang lebih menjurus ke alam  tak berdaya atau menghancurkan potensi diri ( broken self potention). Oleh karena itu perlu diikuti oleh setiap orang bahwa membuka diri dan memanage diri mengikuti setiap perkembangan yang sedang terjadi ( current event ) supaya perlu menanam serta menumbuh kembangkan rasa percaya diri ( confident ). Tidak seperti tips kedua ingin selalu meniru dan menerima terus-menerus.

Dengan beberapa penyakit diatas, saya ingin mencoba memberikan beberapa tips yang merupakan bukti empiri yang perlu diikuti. Saya yakin bahwa tentunya ada orang lain mempunyai pengalaman yang analog dengan saya. Ada pengalaman saya dulu sangat pemalu, dan sifat pemalu itu menurut saya akar/inti dari penyakit MINDER. Saya rasa tersiksa dengan sifat yang saya miliki saat itu. Sifat yang saya miliki yaitu sifat malu takut salah dan malu ditertawakan orang. Sifat seperti ini sama dengan manusia pengecut. Ibarat seseorang menyerah tanpa diserang oleh musuhnya. Coba bayangkan, sifat saya dalam acara pertemuan organisasi maupun kegiatan Ibadah, bukan saya yang ditunjuk untuk mengambil bagian, namun saya takut dan malu atau gugup serta keringat dingin.
Untuk menghilangkan rasa Minder, yang paling penting difikirkan. Hal ini merupakan tips yang penting difikirkan serta minimal dilakukan oleh setiap individu.

Tips yang saya hendak usulkan dalam tulisan ini, yaitu:
1.      Kita bercermin diri atau bertanya diri ( self question )
Apakah saya beda/aneh dengan orang lain ( maksudnya bukan perbedaan rasis )?. Dalam koteks ini kita bertanya apakah orang lain memiliki panca indera dan organ tubuhnya lain dari pada apa yang saya miliki selama ini? Ini pertanyaan primer ( Primery of Question ) kepada setiap orang jika merasa memiliki masalah penyakit kronis itu. Pertanyaan primer ini harus dijawab oleh setiap orang. Caranya harus berani dan mencoba dengan cara dan gayanya sendiri. Karena seseorang tidak mungkin menjadi seseorang yang lain. Ingat bahwa kita adakah kita! Kita bukan orang lain, maka marilah jadi diri kita sendiri dan berjuanglah untuk diri kita.

2.      Relasi Spritualitas. ( Spiritual of Relation )
               Maksud kami disini adalah bahwa setiap orang harus memahami diri serta menyadari bahwa yang harus malu dan takut kepada siapa?. Apakah sesama manusia yang selalu tidak luput dari kesalahan dan kesempurnaan ini, ataukah dengan Tuhan yang derajatnya lebih tinggi dari manusia dan makhluk ciptaan lain. ( Dalam konteks ini kita belum merasa bersalah dan mencoba ).

3.      Pertanyaan Basih ( Stale question )
      Pertanyaan ini sebetulnya pertanyaan basih atau stale question dan kata lain pertanyaan emosional dan sering kali pertanyaan ini banyak muncul dari setiap orang yang bertipe ambisius. Namun, penting juga kalau kita bermaksud murni dan berfikir positif ( positive thinking ) dalam mencari jatidiri ( self discover of identity ) dan mengarahkan diri ( self direction ).

4.      Tindakan Operasional ( Operational action )
      Jika berfikir dan bertindak, jangan melihat depan dan belakang serta kiri dan kanan, namun coba putuskan dan teguhkan hati anda serta fokuskan perhatian diri anda kepada object /masalah yang hendak ditanyakan.
      Ketika anda sebagai pemula. Maksudnya tindakan anda kali ini merupakan pertama, maka biarkan rasa gugupnya, gementarnya, dan keringatnya berjalan sendiri. Coba jangan menghitung konsekuensi buruknya ( lets negative konsequence ), lalu biasakan terus beberapa kali dalam forum-forum yang anda ikuti. Saya yakin pasti anda merasa ketagihan dan merasa interest setiap event yang ada.

5.      Ketelitian ( Etika bergaya dan berbahasa )
      Bagian ini penting sekali, namun anda mau supaya penyakit itu tidak bersarang di alam kehidupan kita, maka saran saya tidak perlu kita lakukan sesuatu penuh ketelitian dan pertimbangan dalam kegiatan awal kita. Kegiatan awal dijalani tidak perlu memperhatikan unsur perasaan dan alur pikiran secara terstruktur, terorganisir, terarah dan menggunakan kode etik yang berlebihan. Tujuan pertama yaitu bagaimana melakukan usaha pembentukkan mentalitas kita. Didalamnya adalah bagaimana kita menguasai masa, materi dan ruangan. Atau sering dengan fase adaptasi dan fase pembentukan embrio mental. Tetapi, perlu diingat bahwa keadaan ini jangan dibiarkan terus terjadi dalam diri kita, namun perlu dilakukan suatu evaluasi diri kita melalui teman dekat kita untuk menilai cara dan gaya tampil serta gaya bicara kita. Hal itu dilakukan secara kontinyu untuk mengukur kualitas diri kita. Itu merupakan suatu alat evaluasi yang cocok bagi perkembangan diri seseorang.
      Saya yakin hal ini sering terjadi dan pernah ada di alam kehidupan setiap individu, namun kukaryakan bagi pembaca atau kutu-net dan pembaca lain atau kutu buku yang ada diseantero negeri dan semoga artikel sederhana dapat bermanfaat bagi pembaca yang kami muliakan dan hormati. Buah karya seperti ini adalah obat, maka sebagian manusia kutu buku peduli dengan buku dan berbagai tulisan di media maya seperti ini. Terima kasih, karena anda telah membaca tulisan ini berarti anda telah berguru pada kami. Semoga anda menyatakan agree and allow on our creation like this.
      Shalom, Salam Walla’ikum. All people, All generation. May this can changes your thinking style and thinking method.
      Creator: mickyanjay.letta bilong me. For algeta bilong yu.Me stap blong West neu guinea land so far end earth in West Neu Guinea. j