26 Februari 2011

Walak Alliance Tribe Say Christmas Day

 NATAL IKWAL SE INDONESIA DI HOLLANDIA TAHUN 2006
Publisher: Sekretariat Panitia Seminar dan Natal, Jl. Sosial Kemiri, Sentani
By:
M.Gombo

Laporan Hasil Liputan Seminar Seminggu.
Ketua Panitia: Mr. Marson Gombo, S.Pd
Dibawah Otoritas BPP. IKWAL Jayawijaya, Wamena



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami naikan ke hadirat Tuhan Yesus Yang Maha Agung, karena atas Kasih dan anugarah-Nya, sehingga kegiatan Seminar ini dapat terselenggara dengan baik. Kegiatan seperti ini pernah dilaksanakan oleh berbagai kalangan dan intitusi formal bahkan nonformal dengan latar belakang yang berbeda. Namun perlu diingat bahwa Kegiatan Seminar yang diselenggarakan pada kali ini adalah Kegiatan yang sedikit berbeda, karena kegiatan ini dilaksanakan atas Prakarsa Intelektual yang ada dalam Suku tertentu yaitu Suku Walak. Maksud utama yaitu ingin menata diri dalam Skoup kalangan Walak dan ingin mencari dan mempertahankan Jati Diri (Self Identity) sebagai manusia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam berkehidupan dan bermasyarakat dengan koridor-koridor adat Papua secara Umum bahkan lebih khusus Kalangan Suku Walak.
Selanjutnya kami sebagai manusia sadar bahwa kegiatan ini tak mungkin terlaksana dengan baik kalau tanpa sumbangsih dari berbagai pihak, baik itu berupa Moril maupun materil, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapkan terima Kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Andreas Medlama dan Sekeluarga selaku Penasehat selalu mendukung segi materil dan meluangkan waktu dalam kegiatan ini hingga selesai
2. Bapak Daniel Tabuni, S.Pd dan keluarga selaku Ketua Umum IKWAL yang secara penuh mendukung kegiatan ini hingga selesai;
3. Bapak Yonas Kenelak juga selaku BP.IKWAL yang secara penuh mendukung kegiatan Seminar ini;
4. Bapak Bobi Uaga selaku Ketua IKWAL Wilayah Jayapura yang mendukung kegiatan dari pembentukan panitia sampai selesai kiranya Tuhan memberkati;
5. Bapak Arius Togodly selaku Ketua II IKWAL Wilayah Jayapura yang mendukung kegiatan dari pembentukan panitia sampai selesai kiranya Tuhan memberkati
6. Bapak Panus Kenelak juga selaku Penasehat yang secara penuh dan antusias medukung kegiatan Seminar ini;
7. Bapak Della Kurligagal dan Keluarga juga selaku BP.IKWAL yang secara penuh medukung kegiatan Seminar ini;
8. Bapak Ev. Mecky Togodly dan Daniel Gombo juga selaku Para tua-tua IKWAL yang secara penuh medukung kegiatan Seminar ini;
9. Bapak Ev.Markus Kirlungga, S,Th juga selaku Koordinator Penerjemahan dan Literasi Bahasa Walak yang secara penuh medukung kegiatan Seminar ini;
10. Bpk Drs.Yason Kenelak, Bpk Dorman Wandikmbo, Sm.Th, Drs.Isak Togodly, Bpk Simon Gombo, dengan sekeluarga mendukung kegiatan Seminar ini.
11. Bapak/Ibu/Saudara/I serta segenap Keluarga Walak yang berdomisili di rayon Abepura, Jayapura, Yapis, Angkasa, Arso, Sentani, Yuk dan Lereh yang secara penuh mendukung kegiatan Seminar ini kiranya semua pengorbanannya Tuhan memberkati;
12. Bapak/Ibu/Saudara/I serta segenap Keluarga Walak yang berdomisili Wilayah Wamena, Barlima, Worlo, Ilugwa, Eragayam, dan Winam yang secara penuh medukung kegiatan Seminar ini kiranya semua pengorbanannya Tuhan memberkati.
13. Bapak/Ibu/Saudara/I serta segenap Keluarga Walak yang berdomisili di Wilayah Timika, Manado, Jawa, Bali, Kalimantan, Makasar, dan Manokwari secara penuh medukung kegiatan Seminar ini kiranya semua pengorbanannya Tuhan memberkati
14. Ucapan terima yang sama kami sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdr/I yang belum kami sebut namanya satu persatu dalam lembaran kata pengatar kiranya Tuhan yang punya kegiatan ini akan memberkati sesuai amanat Firman “ Tangan kanan tidak boleh ketahui apa yang diberikan oleh tangan kiri” (Injil………..
SAMBUTAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA
Dibawakan oleh:
Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Papua.
Isinya kami ketik sesuai dengan teks aslinya;

GUBERNUR PROVINSI PAPUA 2006

SAMBUTAN
GUBERNUR PROVINSI PAPUA
PADA PELAKSANAAN SEMINAR SUKU WALAK-PAPUA
TANGGAL 12 DESEMBER 2006 DI JAYAPURA

Yth. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua,
Ketua Majelis Rakyat Papua
Para Nara Sumber, Peserta Seminar, Undangan dan Hadirin
Yang Berbahagia.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtra Bagi Kita Sekalian.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan kasih dan penyertaanNya, kita dapat berkumpul bersama untuk menghadiri Seminar Suku WALAK-Papua yang diprakarsasi Ikatan Keluarga Walak (IKWAL).

Peserta Seminar Yang Berbahagia

Atas nama pemerintah Provinsi Papua , Saya menyatakan salut, rasa bangga dan terima kasih serta pengharagaan yang tinggi kepada panitia penyelenggara atas inisiatif untuk menyelenggarakan Seminar ini, yang mengambil thema “Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup”. Melihat dari tujuan pelaksanaan seminar ini, saya percaya warga masyarakat Walak, khususnya kelompok intelek ingin berbuat sesuatu yang terbaik untuk masa depan warganya, warga suku Walak.

Hadirin yang berbahagia.

Membangun Papua sebagai Provinsi termuda dan terluas wilayahnya bukanlah pekerjaan yang mudah, disamping itu Papua dengan penduduk serta alamnya yang mempunyai karakteristik yang unik sehingga perlu pendekatan khusus dan Spesifik. Saat-saat seperti ini, dimana kita sedang mulai mempersiapkan diri memasuki Natal 25 Desember 2006, sekaligus menjadi moment yang sangat tepat bagi kita khususnya warga Suku Walak untuk mengadakan introspeksi dan refleksi, sampai sejauh mana kita telah berusaha memajukan daerah ini untuk sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, dan sejauh mana kita telah berbuat untuk saudara-saudara kita yang masih hidup dalam kemiskinan dan ketidak berdayaan.
Tidak dapat disangkal bahwa Papua adalah masa depan bangsa Indonesia, Papua merupakan hutan yang kaya raya, berlimpah hasil tambangnya dan sangat potensial. Siapapun pasti mengakui bahwa daerah ini sangat menjanjikan tetapi apakah yang telah diperoleh anak-anak negeri ini. Marilah kita secara jujur melihat keadaan saudara-saudara kita yang hidupnya didaerah terpencil dan terisolir jauh dipedalaman, sungai,hutan dan ngarai. Berapa dana yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk membangun daerah ini sejak kembali ke pangkuan ibu pertiwi? Sudah 43 tahun kita membangun Papua dan apa hasil kita peroleh.

Situasi dan kondisi seperti ini juga dialami oleh banyak warga suku Walak yang masih hidup terpencil dan terisolir, sehingga mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih dari saudara-saudaranya yang sudah dapat menikmati hidup yang lebih baik.

Saudara sekalian yang berbahagia.

Saya menilai bahwa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas, antara lain marilah kita saling mendengarkan dan memberi masukan didalam pelaksanaan seminar suku Walak yang akan berlansung sesaat lagi.

Melihat tjuan yang ingin dicapai dengan adanya seminar ini, maka saya juga berharap seluruh peserta dapat mencurahkan perhatian dengan pikirannya sebaik-baiknya, semoga menghasilkan buah pikiran yang jernih dan berbobot. Saya ingin mengingatkan kepada orang mulai untuk menginsyafi bahwa betapa pun baiknya suatu seminar, apabila tidak ditinjak lanjuti, percuma saja.

Hadirin yang berbahagia.

Kiranya lewat penyelenggaraan seminar ini saya menghimbau untuk turut memikrkan dan memberi masukan guna menjaga, merawat dan memaksimalkan pembangunan ditanah Papua sehingga seluruh rakyatnya, termasuk masyarakat Walak Dapat bergerak maju dan mandiri untuk mengantar mereka menuju Papua Baru dalam hidup yang bermartabat didalam bingkai Negara Kesatuan Repubulik Indonesia.
Demikian beberapa hal yang saya dapat sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Seminar Suku Walak secara resmi, saya nyatakan dibuka.

Selamat Berseminar
Sekian dan terima kasih
Tuhan memberkati

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BARNABAS SUEBU, SH.

AV/yoya/MT/seminar suku Walak Papua

SAMBUTAN
KETUA UMUM IKWAL

By:
Daniel Tabuni, S.Pd

Dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima yang terhormat kepada beberapa pejabat pemerintah yaitu Gubernur Provinsi Papua atau mewakili, Kapolsek Sentani atau mewakili, Kepala Dinas P dan P atau mewakili .
Lebih lanjut ia menjelaskan secara sekilas asal muasal tentang Suku Walak bahwa Suku ini berasal dari daerah Kabupaten Jayawijaya yang merupakan sub suku Lani karena ada kesamaan beberapa unsure budaya. Selanjutnya beliau mengatakan pula bahwa kegiatan ini bertujuan hanya ingin membuka diri dan memahami diri dalam menata hidup ini sama seperti orang lain berdasarkan kemampuan pada dirinya sendiri berdasarkan materi yang diterima oleh para penaji materi yang cukup berpengalaman.
Menurutnya sesuai program kerja gubernur Papua Barnabas Suebu bahwa Pembangunan dimulai dari daerah Pedesaan, maka masyarakat Walak yang tersebar dibeberapa daerah dipengunungan Jayawijaya harus mempersiapkan diri sebelum program pemerintah tersebut diimplementasikan .
Akhirnya ia menutup sambutan dengan ucapan selamat Natal bagi seluruh peserta seminar yang datang dari berbagai daerah.

BAB I
PENDAHULUAN
(Introductions)

A. Latar Belakang ( Back Ground )
Sesuai dengan perubahan (change) pada diri manusia baik secara psykis maupun secara fisik manusia yang kini ngetop disebut dengan Pengaruh jaman “Mega Trend “ yang terus berkembang. Perubahan ini terjadi dengan begitu cepat dan pesat dari kota – kota besar sampai ke pelosok daerah atau kampong-kampung. Dampaknya sangat merasuk pada jiwa dan raga setiap insane yang dirasukinya. Hal ini terjadi begitu cepat dan tak ada alat atau sarana atau dalil yang tepat untuk dapat mengekang atau mengontrol serta membendung pengaruh jaman ini.
Tidak semua pengaruh itu dapat membantu dan menjawab permasalahan atau dinamika yang terjadi/timbul di berbagai lingkungan masyarakat (community inviroment), sehingga para intelektual Walak melahirkan/menggagas ide pelaksanaan Seminar dalam skala/skoup dalam suku terkecil di Wamena ini. Suku ini kami sebut dengan suku Walak (Walak Tribe). Gagasan utama pelaksanaan seminar ini simple saja yaitu mencari solusi-solusi jitu/tepat untuk membendung dan menjawab semua dampak globalisasi dan dampak pluralisme budaya yang kini menghimpit keaslian budaya (genuine culture) di kalangan masyarakat Papua atau masyarakat Walak dan memberikan pendidikan bagi masyarakat awam mengenai perubahan – perubahan yang terjadi di alam ini dari berbagai sudut pandang atau kata lain dengan berbagai kaca mata.
Setelah itu mencari dalil-dalil jitu tersebut lalu Menata Diri secara Bermartabat atau Mengaktualisasi Diri dalam beragam pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau kata lain ingin menata hidup ini secara berbudaya dan bermartabat berdasarkan penerangan-penerangan yang disampaikan oleh beberapa narasumber atau penaji sebagai acuan bagi modal dasar bagi penataan diri manusia-manusia dalam kalangan Suku Walak.
Selain gagasan utama diatas muncul pula suatu kecenderungan dalam benak intelektual Walak bahwa Mengapa Orang Gunung itu kemampuannya sering atau selalu diposisikan dalam tanda KUTIP atau tanda “ oleh orang Papua lain (Comman) atau Non Papua (Ambero). Dengan demikian Seminar ini diselenggarakan untuk mewujudkan impian itu. Dan pula meminimalisasi pemahaman negative terhadap orang gunung. Dengan perlahan-lahan coba menggali potensi yang dimiliki orang-orang gunung melalui kegiatan seminar ini. Kegiatan seminar ini merupakan sample dari kesekian suku yang ada di daerah pengunungan Papua dan khususnya Kabupaten Jayawijaya.
Dalam kegiatan seperti ini tidak menanam doktrin kaku bagi setiap tingkatan generasi, namun dalam setiap materi yang disajikan itu merupakan hanya acuan untuk memanage bagi setiap pribadi manusia di kalangan Orang Walak.
B. Tujuan ( Aim)
Berdasarkan latar belakang diatas, panitia menetapkan beberapa tujuan seminar , yaitu antara lain:
1. Memberikan penerangan bagi masyarakat awam mengenai pengaturan sistem pemerintah yang [left]berkuasa dan sistem pemerintah adat untuk mengatur kehidupan manusia pribadi, keluarga dan masyarakat dalam satu suku;
2. Memberikan penerangan tentang system berorganisasi dan system kaderisasi secara formal sebagai acuan bagi pengaturan system yang ada dalam kalangan keluarga suku Walak;
3. Sebagai kegiatan promosi kompetensi tingkat internal bagi Keluarga Walak
4. Sebagai ajang bagi Suku Walak memandang dan mengukur diri sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah yang berkompentesi normal seperti manusia lain.
C. Manfaat ( Benefits )
1. Untuk menata diri secara internal dalam keluarga suku Walak ;
2. Untuk mendapat penerangan praktis dan teoritis sebagai dasar untuk menata diri dari berbagai bidang kehidupan;
3. Untuk mengukur kopentensi diri dalam berkompetisi di dunia kerja, dunia usaha, dunia pendidikan.

PELIPUTAN BERITA PEMBUKAAN SEMINAR WALAK TAHUN 2006
Pembukaan
oleh:
Pdt. Dorman Wandikmbo

Dalam doa pembukaan bapak Dorman Wandikmbo menyampaikan dengan penuh khitmat mengharapkan kepada seluruh peserta seminar bahwa Kegiatan ini merupakan suatu ajang untuk menerima bekal pengetahuan yang baik dalam mengatur kehidupan pribadi, Keluarga bahkan Kelompok dalam hal ini Suku Walak merupakan suatu kelompok masyarakat yang mendiami disuatu habibat atau tempat hidup dan saling rukun mempunyai peraturan tersendiri dan mereka mengikat pada aturan-aturan itu yang disebut budaya atau kebiasaan. Kebiasaan itu membentuk watak/karakter organisme yang ada di lingkungan tersebut. Dalam doanya mengharapkan adanya campur tangan Tuhan dalam kegiatan seminar , sejak dimulai/dibuka hingga selesainya.
Selanjutnya dinyayikan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh salah satu mahasiswi uncen Fakultas Ekonomi yaitu an;Tonige Gombo dan diriingi musik (organ) yang main kan Asa.
Dalam sidang itu dihadiri oleh beberapa pejabat teras antara lain gubernur atau mewakili, Kapolsek Sentani. Kemudian dihadiri pula beberapa pejabat IKWAL yaitu Ketua IKwal Pusat dan beberapa badan pengurus wilayah dan juga beberapa Dewan Penasehat dan tua-tua gereja dari berbagai denominasi. Dalam kegiatan pembukaan juga dihadiri oleh Ketua Klasis GIDI lembah Balim dan beberapa kader Walak yang sudah bekerja di beberapa instansi pemerintah. Dalam kegiatan itu diliput oleh beberapa media masa yaitu media cetak, Cepos, Papua Pos, Suara Perempuan, dan media elektronik yaitu Metro TV dan Lensa Papua

Sambutan-sambutan:
Sambutan pertama dibawakan oleh Gubernur Provinsi Papua dan sekaligus membuka kegitan Seminar tiga hari ditandai dengan pemukulan tiva serta pemasangan stage name atau Kartu Tanda Peserta seminar diwakili pada dua orang peserta. Sambutan tertulis tersebut dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Papua.
Sambutan
Sambutan kedua dibawakan oleh Daniel Tabuni, S.Pd selaku Ketua Umum IKWAL Pusat atau Kepala Suku Walak
Setelah sambutan2.

Acara berikutnya dilanjutkan dengan acara ibadah yang dipimpin oleh Bapak Dorman Gombo, Sm.Th selaku Kader Walak dan sekaligus beliau punya tugas kesehariannya sebagai Ketua Klasis GIDI Lembah Balim.
Ibadah tersebut di buka lagi melalui doa oleh Ev.Markus Kilungga, S.Th selaku Kader dan Koordinator Penyerjemahan dan Literasi Bahasa Walak di Papua. Doa tersebut dinaikan oleh hamba ini dengan penuh kitmad, sehingga Peserta seperti disipnosis. Dilanjutkan dengan nyayian-nyanyian rohani yang dipimpin MC Hana Medlama, Am.Pd
Selanjutnya dalam kegiatan ibadah dipimpin dengan secara bervariasi yaitu ayat Firman Tuhan dibacakan secara bergantian antara MC dan peserta, sehingga terjadi seperti prolog Natal.
Selanjutnya pak Dorman Mengambil bahagian untuk menyampaikan Firman Tuhan dengan disambut dengan lagu penyembahan ‘Seperti Rusa Merindukan Air Sungai.
Dia mengangkat doa dalam Bahasa Walak dan dia menyapa peserta dengan Kata WAN’LAK yang artinya Salam atau Syalom. Dalam pendahuluan khotbahnya mengangkat suatu ilustrasi mengenai perjalanannya ke Israel. Ilustrasi ini diambil pada sebuah alat Bantu hitung yang namanya kalkulator. Kitab terambil dari kitab Amsal 16:19-24. (isi nya nanti:) ayat 24 dibacakan secara bersama. Menata diri, diajak untuk orang walak menata mulut. Membantu, mengajak dan mengampuni kepada orang lain. Terambil pula mengenai latar belakang nabi NUH yang asalnya dari orang pedalaman/gunung. Kesabaran Nabi Nuh yakni apabila ada masalah menimpa dalam hidupnya, ia selalu berkomunikasi dengan Allah.
Dalam arahanya orang Walak tidak bisa jadi baik dengan cara lain, namun hanya melalui seminar seperti ini. Orang Walak diharapkan harus menjaga/menata mulut, jika tidak maka menurut Firman Allah yang dia sampaikan akan hancur. Menurutnya juga mengatakan bahwa ada orang Yunani-Yahudi Ortodoks yang tidak percaya pada Kristus. Mengambil contoh kepemimpinan Daud sebagai raja yang harus diteladani.
Daud mempunyai dosen/guru adalah Binatang dengan berbagai Watak/carakter itu yang membentuk dirinya sebagai manusia/pemimpin yang mempunyai watak baja.
Orang Walak mempunyai watak seperti Herodes, sehingga hal ini membuat orang walak berkurang nilai tambah. Dia mengajak untuk berfikir sejenak mengenai kepergian Orang majus kepada kelahiran Yesus di Nasaret. Herodes adalah pemimpin yang munafik hatinya tidak sama dengan mulutnya.
Selanjutnya didalam Matius 7 - meminta maaf secara rumusan alkitab 7 x 7 = 49 yang artinya meminta maaf secara total dan tidak ada sisa lagi. Mengajak seluruh komponen masyarakat Walak untuk mengingat kembali perdamaian orang Walak tanggal 8 April 2000 .Lukas Sifat membagi-bagikan atau sifat kebersamaan atau kolektifitas hidup orang Walak sudah dimiliki orang sejak dulu, tapi kini sifat itu mulai punah oleh dampak penyusupan budaya lain.
Kita simak sifat Zakeus yang dirobah oleh Firman Tuhan atau pengaruh Kristus. Matius 7: 6. ( Isinya disini :). Setelah memimpin Firman beliau menutup Serangkaian Ibadah dengan do’a dalam berbahasa Walak. Amin!
Di lanjutkan lagi dengan persembahan yang dijalankan oleh beberapa pemuda Walak dengan diiringi lagu yang judulnya: “Sungguh Ku Bangga Bapa”. DO’A berkat/persembahan dipimpin oleh Ny.Deti Gombo delegasi dari Wamena dan sekaligus narasumber dalam Diskusi Panel.
Selanjutnya memasuki acara SNACK, tapi sambil menunggu acara ini di isi selingan, yaitu saling berjabat tangan satu sama lain dalam penuh keakrapan.
Suasana makan siang yang sangat harmonis dan terlihat tampak penuh pada antrian sepanjang ruang aula STAKIN.

Setelah selesai menikmati hidangan siang bersama, acara selanjutnya semua mengambil tempat untuk mengikuti Seminar dengan Narasumber pertama Kepala Dinas P dan P Papua dalam hal ini telah hadir salah satu stafnya. Pada pukul 13.05 tepat tampil Nara sumber ini dengan materi yang bernuansa Pendidikan dan Pengajaran yang berorientasi pada pendidikan berdasarkan Kompotensi dengan sorotan themanya: “Upaya Peningkatan Intelektual yang berkompetensi sesuai profesi ”
Dalam penyampaian materinya disinggung system kurikulum dari waktu ke waktu slalu berubah terus hingga membuat konsumen pendidikan slalu bingung, namun lebih ditekankan pada masalah proses. Menurutnya orang belajar itu ibarat seperti seorang bayi baru lahir dan mengalami pertumbuhan dan perkembagan ke tingkat dewasa dan makanan yang dikonsumsi sibayi itu. Sistem Pendidikan ini sudah mengalami penyempurnaan dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Model Penbelajaran KTSP ini diberikan hak otonomi bagi setiap sekolah mengatur kurikulumnya sendiri atau disebut pula Pengajaran Kontekstual dalam bahasa aslinya disebut Contextual Learning and Teaching (CTL). Hal diatur berdasarkan kondisi sekolah/daerah. Pada intinya model pengajaran ini dibuat berdasarkan kondisi setempat. Isi dari KTSP itu sendiri, antara lain: Standar Kompotensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Penilaian. Bentuk Penilaian ini berdasarkan Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ini komponennya terdiri dari Kompleksitas, Indikator dan Intaks. Akhir dari sistim Kurikulum pengajaran ini disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Lebih lanjut mengatakan bahwa dalam hal ini guru bukan saja pengajar tapi berfungsi sebagai pengarah atau mediator, Fasilisator dan inovator.
Intinya guru tidak lagi berdiri sepanjang waktu untuk mengajar siswa atau peserta didik seperti ikat seekor binatang piaraan, tetapi berilah kebebasan pada siswa untuk mencari, menggali dan menganalisis dan memberi konklusi sendiri berdasarkan pengalaman pribadi dalam proses pembelajaran yang terjadi pada satu Standar Kompentensi dan guru tinggal mengarahkan aktivitas peserta didik. Setelah mengakiri materi oleh narasumber pertama lalu membuka session-session.
Buka Sesion I:
Seorang anak Papua belajar teori lebih susah dari praktek,
Pertanyaan bagaimana usaha bapak dalam menangani kasus seperti ini
Penyanya ke-2 Alpius Medlama
Bagaimana pendapat bapa memberikan solusi buat pembelajaran suku walak.
Imput adalah Materi Pegangan buat Peserta
Penanya ke -3. Mickael Gombo
Pertanyaan
Bagaimana menuurut Bapak mengenai peningkatan kecerdasan karakter, karakter kecerdasan dapat membahayakan diri juga?.
Session II
Penanya ke –1 Alpius Medlama, SE
Bagaimana penanganan gelar-gelar illegal yang menjamur di Negara RI ini?

Penanya ke-2. Andreas Medlama
1. Bagaimana tingkatkan persiapan guru yang ada khususnya SMK, karena kondisi real membuktikan bahwa guru-guru yang ditempatkan itu rata-rata dari Umum
2. Bagaimana memberikan pemahaman yang baik kepada anak-anak gunung agar mereka benar-benar memahami penting pendidikan

Penanya ke – 3. Manu Medlama
Kondisi anak2 pedalaman di Papua sering terjerumus dalam dunia hitam bagaimana kira-kira solusi yang baik menurut bapak?
Penanya ke- 4. Daniel Tabuni, S.Pd
Bagaimana menurut bapa tentang Beasiswa dari dinas P dan P untuk program Pasca sarjana bagi suku Walak
Menjawab
Session: Lu logo
Tidak semua pembelajaran itu menggunakan modul dan bisa digunakan metode lainnya
Session ke- Alpius Medlama
Itu merupakan pelanggaran dan hal ini sebetulnya tidak membangun;
Sesion ke- Manu Medlama
Itu tergantung pendekatan (depent of approach) dan memberikan presentasi kepada pelaku pendidikan yang ada di wilayah propinsi;
Sesion ke- Manu M.
Mempelajari dan mengembang usaha mandiri bagi penganut pendidikan
Session ke-Andreas Medlama;
1. Kopetensi itu bukan hanya tergantung pada sekolah SMK saja. Kompotensi merupakan gabungan dari tiga domain yaitu aspek kognitif, psykomotor dan afektiv;
2. Kebutuhan pendidikan guru; Hal ini menyebabkan karena ketidakcermatan oleh guru dalam penilaian tiga domain
Sesion ke. Daniel T
Di dinas P dan P tidak ada tapi DIKMEN TINGGI menyediakan hanya khusus buat para dosen-dosen yang sudah mengabdi di pendidikan Tinggi;
Nara sumber pertama mengakhiri materinya tepat pada pukul 15.05 dan selanjutnya materi diterjemahkan dalam bahasa Walak oleh Ayub Karoba dan Oties Inggibal;

Setelah beristrahat sekitar setengah jam lalu ruang seminar telah di padati oleh peserta seminar untuk mengikuti sajian materi oleh pemateri ke dua. Nara sumber kedua dengan antusias menyajikan materi. Pemateri kedua adalah pak Dorman Wandikmbo menjelaskan secara singkat mengenai perjalanan ke Israel.

Ada tiga Pokok utama yang disampaikan oleh Bpk Dorman Wandikmo;
a). Dasar Nenaluk Kejadian 12:2; thn 2003 almarhum J.P.Solosa K.R.1.8 ;Matius Hubungan kerja sama dengan Israel karena 12 Peb 2003 bergumul dan visi dan misi itu disampaikan kepada GIDI. !4 suku yang ada di Papua hrs mengadopsi dari 8 denominasi yang ada.
Ortodoks Orang Yunani dan Ortodoks Yahudi. Kedua Kelompok itu merupakan Kelompok konservatif yang tidak menghendaki adanya Yesus itu sebagai Raja orang Yahudi. Mereka ini mengadalkan Daud sebagai Raja yang patut ditiru keteladanannya meratap ditempak ratapan, kilahnya.
Kelompok Yang percaya kepada Yesus adalah Kelompok Mesianis Yahudi dan Yunani
:). Pembuatan Agreement/Memorandum of Understanding (MoU). Menurutnya yang menyampaikan inofrmasi tentang kedatangan Yesus adalah keturunan orang timur yang menyampaikannya kepada kaum Zionis itu. Mereka sedang berdoa khusus bagi orang Papua agar jangan punah dari negeri mereka. Pesan terakhir K.P.Rasul …
Program kerja yang dibuat oleh mereka yaitu adalah memegang Alkitab sebagai Dasar dari segala sesuatu dalam segala bidang.
Dasar agreement yang dibuat Papua dan Israel adalah Roma 11 : 16 – 18. Jika berhubungan dengan bangsa ini, maka akan diberkati oleh Tuhan Yesus. Pada materi ini dipandu oleh sdr.Alkinus Uaga.
Waktu di tangguhkan sebentar dan dilanjutkan pada malam hari. Penyampaian singkat mengenai penerbitan buku dan penjualan buku mengenai fonologi bahasa Walak.

Dan selanjutnya Bpk. Markus Kilungga, S.Th dari Kader Walak dan tugas kesehariannya sebagai Koordinator Penerjemahan Alkitab Bahasa Walak dan Koordinator Literasi Walak yang berpusat di Jayapura dan beliau membangun network dengan Yayasan Pengembangan Antar Budaya Papua (YPA) dan Kerja Sama dengan Summer Institute of Linguistics (SIL) Papua. Dalam sorotan themanya yang berbunyi: Bahasa Walak (Walak Langguage).
Dalam pendahuluannya mengatakan bahwa Walak merupakan suatu Suku yang unik dan mempunyai karakteristik yang beda dengan suku lain. Sering kali saya berfikir dan bangga atas saya menjadi orang Walak. Walak mempunyai karakter yang positif dan negative. Menurutnya hal itu tidak perlu disinggnung banyak mempunyai muatan positif dan negatifnya.
Ada hal yang baru ditemukan oleh masyarakat Walak, yaitu metode pengaturan fonologi dan berusaha menyerjemahkan Alkitab dalam bahasanya sendiri. Itu merupakan hal yang baru dan suatu langka maju. Dalam Pesannya yang terakhir disampaikan bahwa persatuan diantara intelektual Walak itu sangat penting. Jiwa saling support ini merupakan kunci keberhasilan dalam kompleksitas hidup jaman sekarang, karena kita hidup ini perlu dukungan dari berbagai pihak dalam mencapai suatu tujuan.
Beberapa kasus yang ditemukan oleh pak Markus yaitu mengenai penting belajar Bahasa Walak. Karena bahasa adalah salah satu unsure budaya yang terdapat dalam suatu suku. Pesan kepada masyarakat Walak untuk wajib gunakan Bahasa Walak dalam lingkungan keluarganya.
Belajar sejarah Walak harus ditulis secara bersama, karena Kronologinya kejadian di setiap kampung berbeda. Pelestarian bahasa Walak dengan cara membuat komitment bersama oleh setiap orang Walak.
Buka Session:
1. Penanya ke-1: Alpius Medlama, S.Pd
Pertanyaannya:
Kenapa disini gunakan kata pua sementara yang tempat lain gunakan pa, ndoman dan kwa;?
2. Penanya ke-2: Lu Logo, S.Pd
Pertanyaannya:
Bagaimana penggunaan Logat atau dialeg Walak ini perlu ditegaskan/diperjelas ?
3. Penanya ke-3 :Ayub Karoba, S.Pd
Pertanyaannya:
Bagaimana solusi penggunaan bahasa Walak untuk anak-anak dari hasil perkawinan silang (Etnocide)?

Menjawab
Session:1
Perbedaan itu dipengaruh oleh letak daerah dan kelompok masyarakat mendiami wilayah itu disebut sosio-linguistik;
Session:2
Penggunaan huruf consonant yaitu “dl” selanjutnya menjadi “rl” . Hal ini sangat ramai didebat oleh peserta seminar, namun menurut pak Kilungga bahwa dalam kesempatan ini kami merekomendasikan kepada seluruh orang Walak di beberapa Suku.
Session:3
Menurut Kilungga bahwa disiapkan Kamus Bahasa Walak untuk dipelajari

LIPUTAN BERITA SEMINAR HARI KE TIGA
Publishcer
By:
Micky Gombo

Pada hari pertama sebelum masuk dalam kegiatan seminar diawali dengan kegiatan ibadah singkat yang dipimpin oleh Bpk.Ev.John Wenda, S.Th dengan Pembawa acara Louisa Togodly, Am.Kes dengan pemain musik sdr Asa.
Dalam materi utamanya terambil dalam kitab (diisi nanti) dengan tiga istilah dalam berkarakter; dan dalam materi kotbahnya mengatakan bahwa “Kinagi ninggik, kinarom niggik ekwi dogolir ar Allah endaga mban tiyabugu dogoni o “. Tiga kata yang dimaksud adalah Ninobabur, Nobabur, Kinobabur adalah masalah karakteristik yang harus diatur dalam kehidupan setiap pribadi lepas pribadi.
Dia juga mengatakan bahwa kita harus selalu bersekutu dengan Tuhan, jangan bersekutu dengan roh jahat. (Ayat 21 sbg reverensi). Kunci Keberhasilan dalam rumah tangga ada di laki-laki sebagai Kepala Rumah Tangga; Dalam Nobabur, artinya intropeksi diri dulu lalu berikutnya masuk Ninobabur yaitu mengatur diri secara bersama-sama dan yang terakhir adalah Kobabur yaitu Mengatur dan Membangun Diri perorangan atau secara individu.
Dalam pesan khususnya mengatakan jadilah saksi Kristus disetiap tempat dimana kita berada baik itu ditempat keja maupun dirumah.
Ibadah singkat tersebut diakhiri pada pukul 08:10’14” di tandai Do’a Syukur Firman Tuhan dan selanjutnya di isi dengan Nyanyian/vocal group delegasi Kaum wanita dari Wamena dengan dua buah lagu dalam bahasa Walak.

Bpk.Ev. John Wenda, S.Th
Guru Sekolah Teologi Menengah Atas sedang
Khotbah sebagai Pengantar Seminar

PEMATERI KEDUA
OLEH
REKTOR UNCEN PROF.DR.BERD KAMBUAYA, M.BA
Sebelum nara sumber menyampaikan materi lebih awal sdr.Nilius Kenelak selaku moderator membuka sesi dengan membaca riwayat hidup narasumber dan notulen dipimpin oleh sdr. Alkinus Uaga. Dalam pendahuluannya pak Kambu mengatakan bahwa ini adalah suatu moment yang sangat penting dan saya harus hadir walaupun ada kesibukan lain di kantor saya. Ajang ini ajang paling tepat untuk kami bersama-sama duduk dan menyampaikan informasi tentang bagaimana kita mengatur diri/menata diri kita dari berbagai lini kehidupan dengan berbasiskan Kekuatan Otak (Brain Power) bukan Kekuatan Fisik (Not Fisical Power ). Dalam sorotan thema nya : “Mengatur Ekonomi Keluarga dari Pola Tadisional ke Pola Modern berbasiskan Kompotensi Individu” mengatakan bahwa kita membangun Papua dengan hasil kemampuan kami sendiri. Hal itu sesuai definisi ekonomi rakyat. “Ekonomi rakyat adalah segala usaha yang dibangun berdasarkan kondisi local dengan potensi alam yang tersedia”.(Kambu,2006) Atau kata Ekonomi Rakyat disebut indigenous economy. Menurut BK mengatakan untuk melindungi pengusaha local dengan beri nama indigenous economy sudah diusulkan dan akan diatur dalam Perdasi dan Perdasus. Untuk memenuhi atau mewujudkan maksud tersebut ada hal-hal prakondisi yang harus dibuat yaitu ke pasar jangan karena ada kebutuhan saja. Dalam perdasi seperti ini dibuat pasar unuk orang pribumi agar menjual hasil- hasil potensi alam seperti sayuran segar dan hasil bumi yang lainnya;
Ada tiga prakondisi yang harus diperhatikan ;
1. Tidak ada kesenjangan antara pembeli dan penjual maka orang-orang kita dipersiapkan secara professional.
2. Akses atau sumber Dana yang diberikan oleh pemerintah melalui perbankan bagi pemberdayaan ekonomi rakyat;
3. Kemitraan :
Bangun hubungan dengan orang lain yaitu dibuat satu lingkaran antara orang Papua dulu baru dengan orang lain;
Bisnis dari tradisional ke professional ini perlu membutuhkan suatu proses yang panjang.(long process ). Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa selama ini sudah terjun dalam pembimbingan bagi pengusaha local/pribumi sejak tahun 1975 di setiap Kabupaten Provinsi Papua. Hal ini bermaksud agar memproteksi eksploitasi hasil – hasil yang ada dalam masyarakat serta meminimalisasi adanya aksi eksploitasi pendapatan masyarakat pribumi dari masyarakat pendatang. Tahapan usaha yang diharapkan adalah dari biasa ke tahap menengah dan selanjutnya usaha ke arah lebih besar.
Masuk pada session Tanya jawab:
Penanya: 1 Loisa Togodly
1. Bagaimana kami meningkatkan produktivitas ternak babi?
2. Bagaimana dengan peminjam atau membangun mitra yang baik?
Penanya: Simson Gombo, SE
1. Orang Papua tidak mempunyai usaha yang besar. Apa kendalanya
Penanya 3: Daniel Tabuni, S.Pd
Bagaimana kita kerja sama dgn masyarakat dan PT, dan pemerintah?
Jawab:
Berikan kemampuan yang baik terutama skill yang terus ditingkatkan. Jadi produktivitas ini harus disuntik denagan dana pula,
Pengusaha Papua ini pengusaha rakitan semua, artinya ada proyek baru usahanya jalan atau kata lain usaha itu tunggu dana dari pemerintah saja maka mati.
Jawab
Kerja sama ini dibuat kontinyu, jangan sepotong-sepotong, misalnya mulai dari pemeliharaan, pemanenan, pendistribusian, pemasaran hingga komsumsi harus diatur dengan baik melalui pembinaan oleh instansi berkompoten.
Session ke-2
Penanya Ke-1;
Arius Togodly, S.Pd.M.Kes
Ucapan terima kasih kepada Bert Kambuaya selaku Pemimpin PTN Uncen Jayapura Papua
Penanya: 2
Ny.Dety Gombo
Usaha seperti ini sering dibuat namun ada dampak negative yang dibuat oleh pemerintah seperti uang kemiskinan, maka hal membuat rakyat menjadi pemalas berusaha. Dan memberikan masukan kepada Bapak untuk menyampaikan tentang pengaturan mengenai perlindungan pengusaha itu dalam perdasi dan perdasus.
Bpk sebagai orang Papua yang berasal dari dari sorong yang sering kami dengar kekompakkannya bagus, Bagaimana cara itu dibangun?
Jawab:
Banyak program pemerintah dapat membuat orang Papua menjadi pemalas dan tidak mau berusaha, jawabnya
Jawab penanya ke-2
Orang banyak berjuang karena kami keluar atau datang dari pengunungan yang penuh dengan tantangan. Kami dididik dalam kondisi yang penuh tantangan. Orang Ayamaru kompak karena harga diri sebagai orang Ayamaru. Dengan menjaga harga diri itulah kami merasa penderitaan orang lain merupakan penderitaan semua orang Ayamaru Kesenangan orang lain juga merupakan kesenangan kami atau singkatnya suatu Prinsip yang kami sebut dengan istilah Rasa senasip dan sepenanggungan dalam suku Ayamaru.

Session ke -3
Digam Kenelak

Pertanya:
Bagaimana caranya untuk mengatur birokrasi yang baik supaya semua dana pemberdayaan itu tersalur baik ke rakyat ?
Penanya ke-4
Pina A.Logo
Sering kami mengalami kesulitan untuk memasuki PTN Uncen, maka kami mohon buka peluang bagi suku Walak untuk masuk ke Uncen.
Jawab
Penanya;
Kami harapkan salah satu dari orang Walak harus ambil Strata Tiga (S3) di Pasca Sarjana.
Karena hal ini Pemerintah dalam ini Bupati dan aparatnya kurang professional dalam mengatur manajementnya sehingga terjadi seperti itu.
Pina Logo:
Bert bersedia membuka peluang khusus untuk orang Walak belajar di Uncen,
Naomi:
Membuat suatu kebijakan untuk mengatur aturan2 tidak sesuai dengan keinginan rakyat akan di proteksi oleh MRP dalam perdasi dan perdasus.
Ayub;
BPD telah siapkan dana mengenai Usaha rakyat Kecil dan bisa konsultasi dengan petugas yang ada.
Setelah memberikan materi dalam satu setengah jam oleh bpk BK. Dan selanjutnya beliau meniggalkan ruangan tepat pada jam 11.16’24”. Beliau menjanjikan bahwa salah satu kader an;Arius Togodly S.Pd.M.Kes diangkat sebagai Dekan di salah satu Fakultas Kesehatan Masyarakat (IKM) Uncen Jayapura Papua. Dan selanjutnya diberi kesempatan untuk melanjutkan ke Progrram Pasca Sarjana atau Strata Tiga (S.3).

PELIPUTAN MATERI SEMINAR PADA SIANG HARI
Oleh
Dr.Tigor Silaban, M.Kes

Dalam materi seminarnya mengatakan penyakit HIV/AIDS sangat mematikan sekali maka diharapkan masyarakat harus waspadai karena penularan itu melalui beberapa cara antara lain melalui jarum suntik, hubungan seks, pisau yang sudah tercemar. Dan juga mengatakan bahwa anda tidak perlu takut mandi dalam satu wadah, penggunaan WC, tidur sama-sama tidak masalah, hal-hal demikian tidak menularkan HIV/AIDS. Beberapa kasus di Papua muncul tentang penyakit mematikan ini, kilahnya. Hal ini dilihat dari klasifikasi umur, maka di Papua itu mulai dari umur 14 tahun sampai 24 tahun. Dan juga hal ini menandakan adanya hubungan seks yang tidak wajar. Faktor ini adanya penyebaran uang yang begitu banyak dikalangan pejabat diberbagai intansi dan kurang tahu adanya pengetahuan tentang penggunaan uang (using money) secara berhasil guna dan berdaya guna (effectively and effisienly of using money ). Menurutnya lebih aman uang itu diserahkan kepada istrinya dirumah. Berdasarkan hasil survey data sementara menunjukan bahwa PN banyak pengidap penyakit HIV. Dalam pesan disampaikan bahwa lebih aman gunakan Kondom jika melakukan hubungan seks.
Solusinya makanan tidak slalu berasal dari makanan toko dan beristarahat yang cukup, mengendalikkan diri dari kecanduan konsumsi obat-obat terlarang, dan menjaga hubungan/relasi secara berganti pasangan. Perlu mengadakan KKS dengan para Konselor supaya menghindari semua bahaya itu. Dalam arahannya mengatakan bahwa HIV/AIDS ini tidak mempunyai obat, namun yang disiapkan adalah obat yang bisa bertahan saja.

Membuka session Tanya jawab:
Berikan kesempatan tiga penanya:
Penanya: Melianus Aud;
Pertanyaannya:
1. Bagaimana menurut anda menghindari penyakit ini jika salah satu anggota kena HIV/AIDS.
2. Jika dilihat jumlah penduduk, maka Papua ini terhidap penyakit HIV/AIDS urutan kedua, apa faktor penyebab segi ekonomi dan social?
3. Saya sampai saat ini tidak percaya sebab kami belum pernah melihat secara nyata, kalau memang ada tidak perlu membiarkan dengan alasan kemanusian. Bagaimana menurut pendapat Bapak tentang lokalisasi.
Jawab:
Makan, minum, menggunakan handuk tidak masalah tapi.
Jawab:
Tidak boleh membuat aturan karena pembuatan lokalisasi dan dikucilkan dari keluarga tidak sesuai aturan internasional. Kinerja petugas ini masih dipantau oleh Kesehatan Dunia Internasional yaitu World Healt Organisation (WHO)
Jawab:
Sebetulnya penyakit ini tidak masuk menyerang, namun karena kami ijinkan sendiri akhirnya dia masuk bersarang dalam hidup kita.
Pak Andreas Medlama
Session ke-2:
1. Bagaimana solusi/upaya untuk pemberantasan seks bebas di Papua?
2. Bagaimana solusi/upaya untuk pemberantasan Miras di Papua?

Yuliana Karoba
Kami melihat banyak pederita penyakit HIV/AIDS di Papua bagaimana nanti usaha bapa dalam menangani kasus macam ini. Apakah ada cara yang efektif dilakukan dalam menangani hal seperti ini?
Jawab:
Peralatannya lebih baik dipakai sendirilah ngapain mau dipakai sama-sama karena barang itu tidak mahal kan?

MATERI
Oleh:
Tampak Berdiri: Ny. Assa memberikan materi Seminar

Pada hari kedua diisi oleh pemateri/Narasumber yang ketiga yaitu Ny.Assa dengan semangat yang mengebu dengan berorasi panjang lebar mengenai Penataan Diri dalam lingkungan keluarga berdasarkan amanat Agung yaitu Firman Tuhan atau kata lain dipandang dari aspek Rohani atau kaca mata Rohani.
Pada bagian ini dipimpin dengan moderator: Hana Medlama, Am.Pd dan Notulen: Pellius Gombo, S.Pt dan Master of Ceremony (MC) oleh Yuliana Karoba, S.Sos
Kitab Ayub 4:8 (Isinya nanti)
Selanjutnya penaji menambahkan 9.000 /pertahun penderita penyakit kelamin terus bertambah. Hal itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam arahannya mengatakan bahwa Suami istri yang sudah disatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia, kecuali orang tersebut berzinah (referensinya kitab Markus….. )
Diarahkan pula bahwa setiap manusia yang menjaga kekudusan diri dan lebih khusus bagi muda/i jangan melakukan hubungan intim sebelum pemberkatan nikah. Jadi dia juga dalam arahannya mengatakan jangan belajar menipu kepada orang tua, sebab hal itu sangat berbahaya bagi dirinya.
Dia mengharapkan tidak boleh meniru hal-hal yang sering timbul dilingkungan kita seperti dengan aksi seks yang tidak wajar seperti, homoseks, lesbian, dll.
Selanjutnya: Membuka Session Tanya Jawab:
Moderator memberi kesempatan tiga penanya.
Penanya:
1. Bapak Yonas Kenelak
Sebelum menikah sudah hidup bersama, Bagaimana menurut ibu apakah hal itu dosa bukan?
Orang tua dulu melakukan poligami apakah itu dosa bukan?
2. Tonige Gombo
Orang tua sering mengirim uang kuliah kepada anak-anaknya, namun tidak pernah digunakan baik, bagaimana menurut ibu solusi yang baik?
3. Ayub Karoba,S.Pd
1. Kenapa pendeta yang homo seks dibiarkan melayani jemaat ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya seks?
3. Mereka kenapa sahkan/legalkan seks bebas (free sex)?
Jawab:Session 1.
Pada kumpul kebo terjadi adalah pasti dosa, tapi setelah mereka meninggalkan perbuatan itu dan merasa bertanggungjawab lalu datang kepada orangtua dan meminta menikah itu bisa diampuni.
Biar bagaimanapun istri yang lebih dari satu tetap berdosa. Masalah anak bisa mengikuti bapa atau ibu yang penting bertanggung jawab.
Hal ini heboh sekali dalam berdiskusi dan selanjutnya ditanggapi dan menanggapi antara narasumber dan peserta.
Tonige Gombo
Lebih baik anak seperti itu tarik dia pulang dan didik dia secara pelan-pelan melalui Firman Tuhan. Hal ini disanggah oleh Pak Tabuni, Daniel bahwa kita berusaha dengan berbagai cara, namun tidak bisa bagaimana?. Tidak ada jalan lain yang bisa kita lalui hanya pada Jesus kita serahkan agar Dia mengurusnya
Jawaban; Ayub K.
1. Seks terjadi karena perbuatan daging
2. Berhenti saja pelayanan karena ajakan Iblis. Hal ini menyebabkan karena pekerjaan iblis
3. Perzinahan dan pecabulan itu adalah sama karena mengarah kesatu tujuan
Session ke 2:
1. Pertanyaan ke-1 :Andreas Medlama
Gagasan utama seminar ini hanya menata diri. Galatia 5: Soal umur harus diperhatikan karena hal ini sangat penting dan pula duda tidak masalah
2. Pertanyaan ke-2: Deti Gombo
Dari kehidupan manusia sering berusaha membimbing anggota keluarga tapi sering gagal.
Bagaimana solusi dari ibu tentang hal seperti itu?
Usaha apa yang dilakukan oleh kami dalam menangani masalah seperti itu.?
3. Pertanyaan ke –3: Lanek Aud
Homo seks dari mana?
Jawaban: ke – 1: Andreas Medlama
Lebih baik menikah jangan kawin sebab hal itu sangat bertentangan Firman Tuhan
Jawaban: ke -2: Deti Gombo
Hadirkan seorang pendeta dan lakukan seminar rohani dan juga lakukan do,a dan puasa dengan klasifikasi yang jelas. Misalkan Usaha Pemuda, Orang Dewasa
Jawaban ke – 3 : Lanek Aud
Semua itu bersumber dari iblis untuk melawan Firman Tuhan
Session ke 3:
Diberikan kesempatan 2 penanya:
Penanya ke–1:
Ahab Medlama, S.T
1. Penekanan/harapan bagi orang tua sama anak harus mencari pasangan yang dari sukunya sendiri, namun hal seperti tidak patuhi anak. Apakah ini dosa seksual?
2. Pasangan yang dipaksakan oleh orang tua, apakah dosa sesksual bukan?
Penanya ke-2
Ormince Babingga
Ada seorang istri berzinah lalu mengaku dan diampuni lagi minimal tiga kali bagaimana solusinya.
Jawaban:
Jawaban pertanyaan ke- 1:
1. Orang tua tidak setuju itu bukan dosa, tapi kadang-kadang hal ini sering menyakiti hati orang tua dan harus meminta ampun pada Tuhan;
2. Hal itu bukan dosa seksual perzinahan, tapi model seperti ini disebut dosa perseteruan/dosa kepahitan. Solusi jangan ceraih kalau ceraih berarti istri yang berdosa, Apa yang sudah disatukan Allah tidak bisa diceraihkan lagi (referensinya).
Jawaban pertanyaan kedua - 2:
Solusi jangan ceraih kalau ceraih berarti istri yang berdosa, Apa yang sudah disatukan Allah tidak bisa diceraihkan lagi (referensinya).

Materi ketiga pada hari kedua oleh Ny. Assa dan terhenti )sebentar (discors just a moment time) karena berhubung makan siang Pukul 13.09’49”
Diskor selama setengah jam lalu dilanjutkan oleh Narasumber yang sama yaitu dengan materi lanjutannya.
Yaitu: Awal Mengasihi Keluarga Kristen, dasarnya karena Kristus mengajar Kasih dan setiap bagian tubuh ini diciptakan bukan melakukan kejahatan. Artinya bukan untuk menendang, tangan diciptakan bukan untuk menampar, suara diciptakan bukan memaki/membentak. Ambil bagian dalam rumah tangga mendidik anggota keluarga. Menurutnya istri adalah penolong, namun ingat juga bahwa jangan sia-siakan istri, hargai juga status istri sebagai penolong.
Dalam hal ini tiga hal terpenting yaitu; Melayani, Mengasihi, Mengampuni. Untuk mewujudkan ketiga hal diatas pertama mengasihi dulu. Dalam arahan mengatakan Istri tidak boleh jadi diktaktor. Istri harus mengasihi suami dan sebaliknya pun begitu. ( masing-masing itu dijelaskan )
Membuka Session Tanya Jawab:
1, Penanya :Norika Aud
Suami istri Kerja lalu, anak-anaknya dijaga oleh pembantu itu apakah dosa?
2.Darman Medlama
Kami lihat tidak keharmonisan hidup keluarga dalam melayani terutama dalam kebutuhan biologis, bagaimana solusi menurut ibu?
3. Penanya : Apanus Gombo
Kesepakatan suami istri dalam menggugurkan anak ini, apakah dosa atau bukan?
JAWAB SESI I
Jawab session 1 Penanya ke - 1 :
Orang tua tidak pernah memelihara anak siang, malam berhari-hari atau bertahun-tahun itu berarti dosa, namun hanya titip sebentar saja karena kerja atau kesibukan berarti bukan dosa.
Jawab session 1 Penanya ke -2:
Solusi adalah saling mengerti antar suami istri dalam menikmati seks. Membangun kehormonisan hidup antara suami istri.
Jawab Session 1 penanya ke - 3;
Pengguguran anak itu berdosa, karena hal itu memang tidak dikehendaki oleh Allah
Tergantung dari tujuan, kalau tujuan baik dan tidak ada rahasia bukan dosa
Pemateri ini mengakhiri materi pada pukul 16;43’ 46” Waktu setempat (local time )
Akhir dari materinya, Ibu Assa mengatakan bahwa kini dunia mulai berubah dengan tanda-tanda alam didunia ini, maka itu pertanda bahwa tanda kiamat/akhirat telah tiba. Menjaga keharmonisan hidup ini dimulai dari Rumah Tangga, Tetangga, kelompok, hingga orang banyak dalam hal ini dalam satu suku bahkan menyebar ke masyarakat yang lain dari lingkungan sukunya.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi kegiatan dan hasil tindak lanjut dari kegiatan seminar seperti panitia mengambil beberapa kesimpulan bahwa:
1. kegiatan seminar seperti ini sangat berpengaruh pada pendidikan bagi kaum awam untuk mengenal diri ( Identitas diri ), memanage diri, membangun diri, keluarga, kelompok hingga organisasi.
2. kegiatan seperti ini merupakan suatu wahana menghubungkan antara pemerintah dan masyarakat dalam mencari dan menyalurkan aspirasi individu atau kelompok mengenai segala fenomena yang berkembang dimasyarakat dan sekaligus wadah pendidikan simplesitas bagi masyarakat awam.

B. Saran
Beberapa saran dari penulis bahwa;
Untuk Intelektual, yaitu:
Kepada intelektual Walak, diharapkan mari rapatkan barisan dan satukan persepsi/pendapat dan lakukan/support setiap kegiatan yang sudah diprogramkan. Karena perlu dingat bahwa tanpa dukungan setiap orang Walak tidak mungkin semua bisa terlaksana sesuai harapan.
Untuk Orang tua, yaitu:
Kepada orang tua mari mendengarkan cerita yang positif, yang membangun, yang masuk akal dan jangan merekam berita yang sifatnya tidak membangun alias negative, karena akibat kita salah belajar dan merekam berita pasti hasilnya salah juga maka mari KITA BELAJAR YANG POSITIF.

Acara Seminar ini telah tersenggara atas dukungan dari berbagai pihak, maka kami panitia penyelenggara mengucapkan terima yang tak terhingga kepada seluruh masyarakat Walak yang berdomisili dibeberapa wilayah provinsi Papua dan juga tak lupa pula kepada masyarakat Walak yang ada diluar Papua atas semua supportnya.
ALLAH KITA yang AJAIB memberkati segala pengorbanan kita. Amin !

Catatan Redaksi:
Ae’nelak Ninogwari, Niniruwi, Ninagamali, nanagwi, ninombaelak, ninumbui, obok ar wa - wa luk keyagwi wakinako o nelak. Dliru yi mbalko yi ebe pano dek ar ogwe seperti wene yitagwi kinulu etnogo ndak-ndak eko O. Wene ebe Yi: MADLUK ETI WENE DLEK, EBE KWAK ETI NIT NINERAM NEN EKO MA TOMA TANEN KWAK MBET NERAU O”. NIT WADLOK YOGONDAK YANE KWAK ETI WENE YEGEROGO MENDE TOMA DLIRU BAGA WAKWI DOGU KWAK ETI PENTING MONDOK NINAKLA ANDAGORIK MA NEN, TA NEN WENE YI MENDE OBA YONGGO YORUMU YEGEROGO MONDOK EKWI DOGU LUK NIT NEN YABU ETI YONGGO YEGERAGO NINAGARI WA WA. WAINELAK ( MICKY G ).
ETEROGOMA NIT NEN AP ETNO WEREK INOM EKAMA INOM ININGGI AMBURU BPUMU SIAPKAN EKO KOGONANGGE YILA.

PANITIA SEMINAR & NATAL 2006

KETUA SEKRETARIS

MERSON GOMBO, S.Pd METUBEN GOMBO, S.Th

MENGETAHUI
BADAN PENGURUS IKWAL PERIODE 2002 – 2006

DANIEL TABUNI, S.Pd
KETUA
DAFTAR ISI
HAL JUDUL …………………………………………- ………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………- …………. ii
DAFTAR ISI………………………………………- ……………… iii
SAMBUTAN-SAMBUTAN
1. Sambutan Gubernur Provinsi Papua…………................……… iv
2. Sambutan Ketua IKWAL ……………………………………… v
3. Sambutan Ketua Panitia ………………………………………. Vi
BAB . I. PENDAHULUAN
B. Tujuan ( for Aim ) …………………………………………- …… 2
C. Manfaat ( to Benefit ) …………………………………………- … 3

BAB. II PEMAPARAN MATERI SEMINAR
PEMBUKAAN : Oleh Pdt. Dorman Wandikmbo ……………………… 4-7
MATERI KE – I : SISTEM PENDIDIKAN & KURIKULUM KBK SBG
ACUAN PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN DI
KOMUNITAS TERTENTU
(Oleh:Jams Modow/ Ka. Din P & P Provinsi Papua)………….. 8-12
REFLEKSI: ( Orator: Ev. John Wenda, S.Th )……………………………… 13
( liputan Extra : By Micky G:)
MATERI KE – II : WAJAH EKONOMY KERAKYATAN DAN SISTEM
( Oleh : Prof.Dr. Bert Kambuaya, M.BA/Rektor Uncen …….. 14-17
MATERI KE- III : KESEHATAN ITU SANGAT PENTING BAGI
SETIAP ORANG ( Oleh: Dr. Tigor Silaban, M.Kes )….……. 18- 19
MATERI KE – IV : HUBUNGAN HARMONISASI DALAM
KELUARGA SESUAI ALKITABIAH …………………… 20 – 24
BAB. III. PENUTUP
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………- …….. 25
B. Saran …………………………………………- …………… 25
C. Catatan Redaksi …………………………………………- .. 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. susunan Panitia
b. Name List Peserta Seminar per wilayah
c. Laporan Keuangan
d. Rekap Laporan Keuangan
e. List Person Pembagian Kamar Peserta Seminar
f. List Tamu Undangan

KEUNIKAN PADA SUKU DI PAPUA PENGUNUNGAN

KEUNIKAN PADA SUKU di PAPUA PENGUNUNGAN
(The Papuan Highland Ethnic to Unique )
By: Micky Gombo
PREFACE
The Papuan People is Wondeful Custom. Its expecialy Papuan Inland ethnic that unique. If you wanna see Papuan ethnic and they Custom rules, come and living with them. Realy, they have wonder style life. Sometime an other out sider people to claim and thinking that Papuan same as Cannibal People, never take bath, smell body, and stupid but you know that they keept something who elegant and different rich Custom, Culture and Resourch or Natural Capital to highest level ( Rich CCR/N). I fill down love with Papuan Inland because I saw different than an other people in the World. Right Naw, I will bring to you all come and fill down love with them and recpectful to them. Finaly, I PROUD BE PAPUAN INLAND, I PROUD BE LANI TRIBE, SUB LANI-WALAK TRIBE. AND AN OTHER TRIBES in Papua Highland so namely: Nduga, Yali, Mee, Damal, Kimyal and Other Tribes in Border East Papua New Guinea.
……………………………………………………………………………………………………………………………….
   
  A.  Pendahuluan (Introduction)

Tanah Papua Barat  (Hasan B.U,2010:01) dengan luas secara keseluruhan 421.981 km2 . Ditinjau secara geografis 1300 – 1410 Bujur Timur dan 20 251 Lintang Utara – 90 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara           : Samudera Pasifik (Pacific Ocean)
Sebelah Selatan         : Laut Arafuru ( Arafuru sea)
Sebelah Barat          : Laut Seram( Seram Sea), Laut Banda(Banda Sea), Tanah Orang Mollucas.
Sebelah Timur           : Tanah orang Papua Timur (East New Guinea).

Tanah Papua ini dibagi oleh pemerintah Indonesia menjadi 29 kota/kabupaten. Kabupaten terluas menurut catatan pemerintah Indonesia di Papua yaitu Merauke dengan luas daerah 4.397 931 km atau 10,42% dari total luas tanah Papua. Sedangkan Supiori merupakan daerah yang luasnya terkecil yaitu 77,456 km2 atau 0,18% dari luas tanah Papua.
Selain mengenai kondisi Geografis diatas adapula kondisi suhu tanah Papua yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia melalui Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) di kota Numbai-Papua yaitu 22,6 C – 30,6 C. Lalu suhu terendah terdapat di kota Lembah Agung (Barlim Grand Land Valley ). Kemudian suhu kota tertinggi di kota orang Moor/Mee Nabire. Lalu, Tanah Papua merupakan daerah tropis dengan wilayah kepulauan,  maka Tanah Papua memiliki kelembaban udara relative sama dengan daerah lain di sepanjang garis katulistiwa ini, yaitu berkisar antara 80-84% sedangkan curah hujan rata-rata 2.668 mm, dengan jumlah hujan tertinggi tercatat oleh stasiun pencatat  dilandikma 4.504 mm dan terendah di stasiun Agats yang tercatat sebesar 908 mm (Hasan, 2011:02). Atau di tanah Jawa, Sumatera, Celebes dan Timor Barat, Flores, dll nya.
 Selanjutnya, Papua Pengunungan adalah orang-orang Papua mendiami di Punggung pengunungan Jayawijaya dan Puncak Jaya serta suku-suku lain di sana.  Papua pengunungan didiami oleh beberapat suku besar, yaitu: Suku Lani, Suku Loma/Damal, Suku Ekari/Mee, Suku Yali, Suku Kimyal, Nduga, dan Suku-suku di daerah perbatasan Papua New Guinea( Oksibil dan daerah Kiwi).

Dari sekian suku tersebut ada suku-suku kecil yang tersebar diantaranya, suku Walak, Suku Gem, dan suku Mbok. (Diktat:Markus Kilungga, 2010). Disana setiap suku memiliki keunikan tersendiri dalam system pertanian, system kekerabatan, system perang, dan system upacara keagamaan serta perkawinan. Mereka menggunakan etika dalam berbagai kegiatan tadi. Mereka bertindak tidak sembarang, namun mereka memiliki etika serta sapaan-sapaan elegant yang sangat sulit dipahami oleh suku lain. Misalnya: Menegur orang lain melakukan kesalahan tidak langsung memarahi dengan kata kasar, tetapi memujinya. Selain itu meminta sesuatu kepada orang lain, tidak menyebut nama bendanya, tetapi menyebut nama benda lain, missal meminta seekor babi tetapi meminta daun pisang.

Selanjutnya penjelasan etika tersebut dijelaskan pada bagian (E). Ada banyak keunikkan yang hilang begitu saja oleh pengaruh peradaban luar. Generasi sekarang di Papua sudah tidak beradab lagi, sebab tak sedikit dari mereka telah mengadopsi budaya luar terlalu cepat sehingga sulit dibendung lagi, dan mereka menganggap sapaan begitu sapaan kuno dan ketinggalan jaman. Pemahaman seperti ini akan membahayakan bagi dirinya dan bagi generasi berikutnya.
Semoga generasi sekarang ingin memilih untuk belajar kembali norma dan etika budaya sendiri. Kami berharap generasai Papua yang ada dan lahir ditanah ini semoga mau belajar akar budaya anda dan sekaligus mencintai dan mengasihinya. Sebab budaya dan adat yang beradap adalah Hukum Tuhan (God Rules), sehingga mencintai dan melestarikannya Dalam sepanjang hayat.

B.Dua bagian Marga Besar (Moety)
Untuk menjelaskan bagian ini, penulis sebagai orang Barlim/Lani, coba mengupas sedikit keunikan yang mengandung etika dan juga sistem yang tertata begitu rapi serta menyimpan misteri yang sangat dalam dan sulit dipahami secara rasio komunitas lain, namun itu harus terjadi dan dijaga sepanjang generasi Lani -Papua.(Agus Alua, 2006)
 Pada suku orang Lani/Loma ada  dua bagian marga besar atau disebut moety atau dua moety, yaitu Wenda dan Waya. Atau sering orang Lani sebut dengan Wenda-Waya. Sistem ini juga dianut oleh sub-sub suku Lani lain, seperti, Walak, Gem dan sebagian suku Yali di daerah Past Valley/Landikma, karena mereka masih bersaudara orang Walak.  Untuk melihat anggota/elemen dari Wenda-Waya dapat dilihat dibawah table ini:

Tabel Moety atau Marga(Fam) Suku Lani
WENDA
WAYA
Wenda
Yikwa
Kosay
Gombo
Yigibalom
Yigi
Murib
Mosip
Asso
Mulait
Komba
Mabel
Matuan
Weya
Kogoya
Tabuni
Hubi
Wandik
Wanimbo
Wetipo
Karoba
Alua
Logo
Doga
Arumbu
Kenelak

















C.   Suku (Tribe/Ethnic)
Suku berarti kelompok manusia yang mendiami disuatu tempat/habitat dengan memiliki system tertentu yang dianutnya. Sistem yang dimaksud disini adalah suatu tatanan kebiasaan/tradisi atau adat istiadat yang dianut turun-temurun oleh kelompok atau suatu komunitas masyarakat itu. Misalnya suku Lani , berarti suku Lani berbahasa lani/kaonak dan memiliki sistem perang, dan sistem-sistem lainnya yang telah teratur dan menjadi bagian dari hidupnya dan sulit sekali diubah oleh pengaruh apapun dari luar komunitasnya.
Orang Lani tersebar dibeberapa tempat yaitu: Di lembah agung, dan bagian barat Jayawijaya serta bagian utara.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa kesamaan bahasa, peralatan busana, marga serta kebiasaan-kebiasaan lainnya. Suku Loma atau Damal mendiami diantara suku Ekari atau Mee dan Lani. Mereka menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa/dialeg Lani Barat (West Lani Dialeg) dan Bahasa Loma/Damal sendiri. Dan selain itu juga mereka bisa berkomunikasi dengan bahasa Mee. Selain suku Damal ada pula suku Mee dan Moni. Bagian selatan terdapat suku Nduga, Amungme. Orang Nduga bisa berkomunikasi dengan bahasa Amungme dan bahasa Lani. Disebelah selatan Jayawijaya dan Timur didiami oleh Suku Yali dan Kimyal. Suku Yali dapat berbahasa Lani dialeg Grand land Valley.

D. Etika Perang Suku ( Tribes Battle Ethics)
Keunikan yang ada pada orang Lani yaitu ada etika perang yang digunakan secara turun temurun dan menjadi tradisi yang sangat beradap. Orang Lani pada umumnya dari sejak jaman dulu talah menyepakati oleh nenek moyang bahwa “Tidak boleh perang pada malam hari” . Itu merupakan bagian dari etika perang dan hal itu disepakati karena pertimbangan khusus seperti, "tak ada manusia yang mampu bertahan pada malam hari" dan sama seperti malaikat (madly/monggar)  yang tak pernah tidur. Setiap orang pasti beristrahat /tidur pada malam hari sehingga itu dilarang keras sebagai sebuah hukum Universal dikalangan orang Lani. Lalu menjadi pemimpin atau Kepala Suku besar (big man) atau Kepala Perang tidak pernah/tidak boleh dibunuh, ketika melakukan perjalanan ke daerah musuh. Perempuan dan anak-anakpun tidak boleh dibunuh saat perang oleh kedua belah pihak yang bermusuhan (terutama suku Lani Barat). Selain itu tidak boleh membunuh atau menombak/memanah orang dari arah belakang. Membunuh cukup dua atau tiga tusukan tombak, jika belum mati menambah tusukan dibagian yang layak. Ada pengecualian dalam membunuh. Pengecualian tersebut yaitu tidak membunuh/menombak orang dibagian muka atau alat kelamin. Setelah membunuh dengan tombak atau panah harus memberitahukan kepada pihak musuh, bahwa Si A telah dibunuh/sudah bunuh dan ditempatkan disini. Menunjukkan tempat letaknya mayat, agar mereka datang menjemputnya. Mereka tidak menjaga mayat tersebut agar pihaknya datang mengambil mayat dengan leluasa untuk dimakamkan/dibakar.

Lokasi perangpun tidak pernah pindah-pindah. Lokasi atau area perang sudah ditentukan sejak nenek moyang hingga pada generasinya. Ada doa/mantera yang dibacakan sebelum perang. Hampir semua kelompok honay mengaku dosa kepada kepala perang agar jangan banyak terbunuh ketika perang berlangsung. Pemimpin melakukan pengecekan para anggota dan kelompok honai adat. Pada saat perang ada sistem gotong royong antar sesama anggota/prajurit. Alat perang yang digunakan tombak(lembing), busur dan panah tak beracun. Busur terbuat dari pohon enau, dan panah terbuat dari kayu khusus (yorli, rlibo) dan bamboo(wim). Alat perang lain digunakan tulang kasuari atau tulang babi (tombandul).

E.    Etika Menyapa ( Talk Ethic )
Dalam menegur atau menyapa sesame menggunakan istilah yang sangat elegant sekali. Istilah yang digunakan oleh orang Papua gunung terutama orang Lani Barat dan Walak ini sangat Unik sekali.
Misalnya, ketika memanggil orang tidak memanggil namanya, tetapi memanggil marga mamanya. Contoh memanggil Yafet Kogoya dan mamanya marga Wenda berarti memanggil “ Wendanak “. Atau kalau Yafet kogoya tinggi perawakannya berarti “ Uakilu”. (Sofyan, 2010).
Selain itu Marthin Karoba dan mamanya bermarga Gombo berarti memanggil dia “Gombonak”. Selain itu memanggil wanita bukan memanggil namanya tetapi cukup memanggil marga saja. Contohnya: Diana Yikwa berarti memanggil “ Yikwagwe “. Leni Kogoya berarti memanggil “Kogoyagwe”. Kalau Lisa Gombo berarti memanggil “ Gombogwe”. Dsb.

F.    Struktur Pemerintahan Adat ( Custom Govertment of Structur)
Struktur Pemerintahan adat tidak Struktur Kerajaan, seperti sistem kerajaan pada umumnya dipakai oleh suku lain di Indonesia maupun dibelahan dunia lain. Orang Lani yang dianggap sebagai orang besar atau kepala suku besar (big man) itu tak pernah dipilih oleh orang lain seperti pemilihan legislatif sekarang. Dia memang lahir dan besar sendiri dan mempunyai pengaruh sendiri tanpa ada yang memilihnya. Orang Papua juga tak mengenal istilah darah biru, seperti kerajaan di Jawa. Orang Lani tak ada kaum nigrat dan kaum jelata seperti di Jawa dan pulau lainnya.

Pemimpin lahir sendiri melalui proses alam, maka disebut pemimpinan alamiah. Pemerintahan tidak mepunyai struktur seperti kerajaan daerah atau suku lain tetapi semua itu terbentuk dan terwujud sendirinya. Seorang pemimpin disuku Lani tak pernah meminta upeti kepada warganya.Pemimpin Lani tak pernah berfikir untuk memperkayah diri dan korupsi seperti orang Melayu dalam pemerintahan Indonesia dan negara lain dibelahan dunia lain sana.
Hak kepemilikannya diakui dan dijaga bersama oleh suku tersebut dan dinikmati bersama, tetapi diatur oleh sang pemiliknya. Kepala Suku tak pernah mengatur kekayaan warganya bahkan meminta bahkan mengambil sewenang-wenang oleh tentara kerajaannya seperti raja-raja di Jawa, Celebes, dan Todore atau Ternate.
Kepala Suku justru memberikan kepada masyarakat yang berkekurangan harta.Dia membantu dengan iklas tanpa meminta balik dan mengenal sistem bunga.
Dengan demikian pada umum di suku Lani ada tiga Pemimpin Besar yang memiliki posisi yang sama, namun tugas dan fungsi yang berbeda, yaitu:
1.      Kepala Perang (Ap Ngain Wim Mende)
2.      Kepala Ternak ( Ap Nggain Wam Mende)
3.      Kepala Pertanian ( Ap Nggain Erom Mende)
4.      Kolaborasi 3 Pemimpin ini untuk mengatur
Anak-anak, dan Ibu-ibu.
Jadi intinya adalah system yang dianut dalam kepemimpinan adat suku Lani adalah system pemerintahan dengan “Struktur Paralel”.
Struktur SKEMA:





Keterangan Skema:
1.    Ketiga Kepala Suku Memerintah dan mengatur masing-masing tugas Pokok mereka, namun mereka tetap saling kerja sama dalam hal diluar tupoksi mereka.
2.  Ketiga Kepala Suku berkolaborasi untuk mengatur anak dan ibu secara tidak langung, walaupun tak diatur secara resmi. Mereka masih dibawah naungan mereka berarti para kaum perempuan anak-anak diatur oleh ketiga kepala suku tersebut.
3.  Para Kepala Suku tersebut masing-masing memiliki stap ahli atau pembantu yang menangani khusus tugas-tugas tertentu. No, 1,2 dan 3 itu adalah posisi staf ahli atau asisten.

………………………………………………………………..
Reference: Kita Meminum Air dar Sumur Kita Sendiri,2010.Duma S.Sofyan, Amanat Agung di Tanah Papua 1939-1962, 2008. Rev.John Gobay, S.Th, Kolonialisme dan Cahaya Dekolonisasi Papua Barat, 2010. Ibrahim Peyon. Karakteristik Dasar Agama-agama Melanesia, 2006. Agus A.Alua, MA. Tantangan Gereja dan Karya Sosial Gereja di Tanah Papua, 2009. Mikhael A. Tekege, Pr. General Psychology, (Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi & Perilaku),2008.Dr. C.George Broeree. Kamus Ilmiah Populer, 1999. Pius A, Partanto, M. D. Al Barry. Kamus Kantong Inggris –Indonesia, 2000. A.L.N KRAMER, Sr. Diktat Perkuliahan Prgram Magister Ekonomi Pembangunan, 2010. Prof.Dr. Hasan B.Umar, MS., Nilai-nilai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Barlim Papua,2006. Agus A.Alua,MA. Diktat Seminar Mahasiswa dan Masyarakat Suku Walak, Rumah Bina Waena, 2010. Markus Kilungga, S.Th)