26 Maret 2011

EKONOMI KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI INDUSTRI


TUGAS
EKONOMI KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI INDUSTRI
Dengan Topik:
BIAYA TRANSAKSI  STKIP ABDI WACANA WAMENA
holdia_yos_sudarso_086






Youteva Strait is
a wonder






Oleh:

Mikaus Gombo


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS CENDERWASIH - JAYAPURA
“ MAGISTER ILMU EKONOMI “ (MIA)
PAPUA


A.      MENGAPA TOPIK ITU DIANGKAT?
Topik ini diangkat dalam tugas, karena sangat menarik untuk dikaji dari sisi perbedaan nilai honorarium antar pegawai dalam hal ini perbedaan honorarium jabatan struktural pengurus Sekolah Tinggi maupun  honorarium dosen atau staf pengajar berdasarkan jabatan akademik yang dimiliki dalam Perguruan Tinggi tersebut . Selain itu honorarium staf pengajar berdasarkan hasil pengajaran per Sistem Kredit Semester. Dengan demikian satu sks 30 ribu rupiah diluar honor jabatan yang tertera dalam data table diatas. Dengan topik ini sasarannya, yaitu mencoba menjawab beberapa pertanyaan penting, antara lain; (a). Mengapa pendapatan pengurus berbeda atau sama? (b). Mengapa antara dosen yang memiliki jabatan akademik mempunyai honorariumnya lebih tinggi dosen yang tidak/belum punya?. (c). Apa tujuan para dosen yang memiliki kepangkatan diberikan honor lebih tinggi? (d). kapan honorarium pegawai tersebut diberikan?.

B. INTI PERSOALAN TOPIK?
Inti persoalan yang dibahas di dalam sini, yaitu berkaitan dengan efisiensi dan transaksi penerimaan pendapatan para karyawan/pegawai perguruan tinggi dengan waktu dan biaya transaksi berdasarkan struktur kepengurusan maupun kepangkatan akademik yang dimiliki tenaga pengajar. Atau kata lain hendak memberikan gambaran atau jawaban dari beberapa pertanyaan diatas. Dalam table ini pula menunjukkan gaji yang telah disepakati oleh pengurus dalam SK Ketua Yayasan, selain itu memberikan gambaran juga berkaitan honor yang diterima oleh pengajar berdasarkan system kredit semester. Oleh karena itu dalam perhitungan pendapatan dosen 1 (satu) sks pada 1 (satu) mata kuliah Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) dan selain itu ada juga biaya transportasi sebagai insentif dosen per hari 10.000,00. (sepuluh ribu rupiah.

C.   PEMBAHASAN TOPIK
Dalam pembahasan ini akan dibahas berdasarkan kesamaan jumlah pendapatan yang tersedia dalam table data bukan kedudukan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Misalkan pertama akan dibahas pendapatan ketua dengan dihitung efisiensi dengan waktu yang digunakan dalam melakukan kegiatan, sedangkan yang kedua para wakil ketuanya, waka 1, waka 2, waka 3. Walaupun secara nyata tiga waka, namun dalam pembahasan ini cukup sekali saja, karena jumlah pendapatan atau honor mereka sama. Sedangkan yang ketiga akan dibahas sini adalah berkaitan dengan efisiensi transaksi para ketua-ketua program studi (kaprodi).

1.      Honor  Pengurus Sekolah Tinggi.
ü Jika melihat biaya transaksi efisiensi pendapatan, maka ketua memiliki honor sebagai imput 5.000.000,- merupakan pendapatan konstan, maka 5.000.000,- dibagi dengan 20 hari kerja, yaitu 5 hari selama 1 bulan (4 minggu) menghasilkan efisiensi dengan imput 5.000.000,- dan out putnya 20 hari, menghasilkan efisiensi output melalui proses sebanyak 250.000 /hari. Sedangkan 1 hari 6,5/7 jam. Karena dilakukan kegiatan pada sore hari, maka efisiensi dalam proses ini menghasilkan sebanyak 357,14 jam/hari atau = 35 jam 7’ 14”/hari atau dibulatkan menjadi 35 jam/hari. Kegiatan perhari 7 jam maka 245 hari dan 245 hari dikali dengan output 20 hari, maka 4.900 hari. Dengan demikian untuk menghitung efisiensi pendapatan dari keseluruhan kegiatan yaitu selisih antara imput dengan hari kerja kali 100, yaitu (5 - 4,900)x100 =4.510.000 jumlah/hari. Untuk itu efisiensi kegiatan transaksi yaitu: 5.000.000/4.900=1.020.408 karena persyaratan untuk mengukur transaksi imput atau output, bahwa apakah efisien atau inefisien adalah jika ≥ 1 berarti efisien dan ≤ 1 adalah inefisien, maka pada pembahasan kasus ini ternyata terdapat perbandingan imput-output sebesar 1.020.408, adalah  ≥ 1, maka diberi kesimpulan bahwa transaksi honor dan kinerja ketua sekolah tinggi efisien.

ü Dengan analog dapat dihitung pula honor Wakil ketua 1, 2 dan  3, yaitu:
Imput Rp 3.500.000,- merupakan pendapatan konstan. Jika imput tersebut dibagi dengan output 20 hari kerja, maka akan memperoleh 175.000/hari. Kemudian, jika 1 hari 7 jam kerja, maka efisiensi kerja selama 7 jam tersebut adalah 175.000/hari dibagi dengan 7 jam, maka dibutuhkan waktu 25000  jam/hari. Karena bekerja para pegawai bekerja selama 7 jam, maka  membutuhkan tambahan waktu 7 jam x 25 jam/hari  adalah 175.000 hari atau 175 hari dengan demikian membutukan tambahan waktu lagi jika diimput 20 hari lagi dalam 175 hari maka 3500.000 dengan untuk mengetahui efisiensi akhir pada transaksi para katua sekolah ini yaitu selisih antara imput awal (3.500.000 – 3.500.000)x100=0 jam/hari. Dengan demikian efisiensi transaksinya 3.500.000/3.500.000 = 1, maka memenuhi efisiensi. Berdasarkan hasil pembahasan diatas, telah nyata bahwa proses transaksi antara pendapatan dan kinerja para waka-waka sekolah tinggi Abdi Wacana telah memenuhi syarat efisiensi.

ü Dengan analog juga menghitung efisiensi honor atau gaji para kaprodi ditiga program studi, yaitu:

Imput Rp 2.000.000,- merupakan pendapatan konstan. Jika imput tersebut dibagi dengan output 20 hari kerja, maka akan memperoleh 100.000/hari. Jika 1 hari tujuh jam kerja, maka efisiensi kerja selama 7 jam tersebut adalah 100000/hari dibagi dengan 7 jam, maka dibutuhkan waktu 14285,71 jam/hari. Karena bekerja selama 3 jam, maka  membutuhkan tambahan waktu 3 jam x14285,71  jam/hari  adalah 42857,14 hari dengan demikian membutukan tambahan waktu lagi jika diimput 20 hari lagi dalam 42857,14 hari maka 857142,85 dengan untuk mengetahui efisiensi akhir pada transaksi para ketua sekolah ini yaitu selisih antara imput awal (2.000.000 –857142,85  ) x100 = - 8371428.71 jam/hari. Dengan demikian efisiensi transaksinya 2.000.000/- 8371428.71= -0,02389785, maka tidak memenuhi efisiensi atau kata lain inefisiensi. Berdasarkan hasil pembahasan diatas, telah nyata bahwa proses transaksi antara pendapatan dan kinerja para ketua program studi sekolah tinggi Abdi Wacana tidak atau belum memenuhi syarat efisiensi.

2.     Honor Staf Pengajar/Dosen
Honor staf pengajar dibagi dalam dua, yaitu dosen yang memiliki pangkat akademik dan yang tidak memiliki pangkat akademik.
a.     Dosen yang memiliki pangkat akademik.
Imputnya 1.500.000,- sebagai honorarium para dosen dan mereka bekerja selama 20 hari, maka 75.000/hari. Para pegawai ini bekerja dalam 1 hari = 7 jam, maka 10714.19 jam/hari, jika menambah 3 jam, maka pertamabahan hari menjadi 32142,86 jam/hari. Hasil pertambahan waktu 32142.86 di imput lagi dengan 20 hari, maka akan menghasilkan waktu kerja menjadi 642857.1 hari. Untuk menentukan Efisiensi akhir ditentukan dulu berapa besar selisih antara imput awal dan output akhir dikali dengan 100 telah menghasilkan out put -62785714  jam/hari. Untuk mencari atau menentukan efisiensi dalam honor para dosen yang memiliki kepangkatan akademik perbandingan antara imput akhir dan output akhir, yaitu 1500000/-62785714= -0,023891. Dari data perbandingan data imput awal dengan out put akhir telah memperlihatkan ≤ 1 yaitu – 0,023891, maka honor/gaji dosen memiliki kepangkatan akademik tidak efisien dengan kinerjanya.


b.    Dosen yang tidak memiliki pangkat akademik
Imputnya 1.000.000,- sebagai honorarium para dosen dan mereka bekerja selama 20 hari, maka 50.000/hari. Para pegawai ini bekerja dalam 1 hari = 7 jam, maka 7142,8571 jam/hari, jika menambah 3 jam, maka pertambahan hari menjadi 21428,57 jam/hari. Hasil pertambahan waktu 21428,57 di imput lagi dengan 20 hari, maka akan menghasilkan waktu kerja menjadi 428571.43 hari. Untuk menentukan Efisiensi akhir ditentukan dulu berapa besar selisih antara imput awal dan output akhir dikali dengan 100 telah menghasilkan out put -41857142.86 jam/hari. Untuk mencari atau menentukan efisiensi dalam honor para dosen yang memiliki kepangkatan akademik perbandingan antara imput akhir dan output akhir, yaitu 1500000/-41857142.86 = -0,0238907. Dari data perbandingan data imput awal dengan out put akhir telah memperlihatkan ≤ 1 yaitu – 0,0238907, maka honor/gaji dosen memiliki kepangkatan akademik tidak efisien atau inefisien dengan kinerjanya.



Lampiran(appendix)

DATA HONORARIUM PEGAWAI STKIP ABDI WACANA

1. Honor Pengurus Sekolah
NO
NAMA
JABATAN
BESAR JUMLAH GAJI/HONOR(Rp)
1
Drs. WIKLIF WAKERKWA
KETUA PT
5.000.000,-
2
Drs.M.SINAGA, MM
KETUA 1
3.500.000,-
3
MERY, SE, MM
KETUA 2
3.500.000,-
4
LEVI NUS G, S.Pd,M.Si
KETUA 3
3.500.000,-
5
MARTHEN M, S.Pd
KAPRODI BE
2.000.000,-
6
RUBEN W, S.Pd
KAPRODI BI
2.000.000,-
7
YONAN T,S.Pd
KAPRODI MATEMATIKA
2.000.000,-




Sumber: BAAK STKIP AW, 2006
2. Honor Staf Pengajar (Dosen tetap)
NO
NAMA
JABATAN
BESAR JUMLAH GAJI/HONOR (Rp)
1
Drs.Bonifasius Huby
Asistan ahli
1.500000,-
2
Esau Rumpaidus, S.Pd

1.000.000,-
3
Iwan, S.S

1.0000.000,-
4
Perty Paembang, S.Pd

1.0000.000,-
5
Enos Endam, S.Th, MM
Asisten ahli
1.500.000,-
6
Drs. Jonah Wenda, M.Pd
Asistan ahli
1.500.000
Sumber: BAAK STKIP AW, 2006






PENGOLAHAN DATA
Obyek
Olah Data
A
Ketua
250000


35714.28571


245


4900


4510000


1020.408163
B
Waka
175000


25000


175000


3500000
C
Kaprodi



100000


14285.71429


42857.14286


857142.8571


-83714285.71


-0.023890785
D
Dsn Sdh Pangkat Akd
75000

10714.28571

32142.85714

642857.1429

-62785714.29

-0.023890785
E
Dsn blm Pangkat Akd
50000

7142.857143

21428.57143

428571.4286

-41857142.86


-0.023890785

Tidak ada komentar:

Posting Komentar